Retno Marsudi & Wang Yi - Image from Internet
Fujian, Bolong.id - Situs Kementerian Luar Negeri melaporkan pada Jumat (2/4) bahwa pada hari yang sama, Penasihat Negara dan Menteri Luar Negeri Wang Yi mengadakan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno di Nanping, Fujian.
Menteri Perdagangan Indonesia Lutfi, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, dan Wakil Menteri Perdagangan Zhang Xiangchen, Pengawasan Aset Milik Negara dan Komisi Administrasi Ren Hongbin, wakil direktur komite, dan lainnya berpartisipasi.
Dilansir dari 青瞳视角 pada Jumat (2/4/2021), Wang Yi mengatakan Tiongkok dan Indonesia sama-sama merupakan perwakilan negara berkembang besar dan negara berkembang yang memiliki kesamaan kepentingan yang luas dan konsep pembangunan yang serupa.
Penguatan komunikasi strategis yang tepat waktu dan pendalaman kerja sama yang saling menguntungkan antara kedua negara tidak hanya sangat penting bagi perkembangan kedua negara, tetapi juga berdampak positif bagi kawasan dan dunia.
Tiongkok bersedia bekerja sama dengan Indonesia untuk mengikuti arahan yang ditetapkan oleh kedua kepala negara, terus memperdalam keselarasan strategis, memperkuat kerja sama praktis, memperkuat koordinasi dan kerja sama kedua belah pihak dalam urusan regional dan internasional, serta berkontribusi lebih pada stabilitas dan perkembangan Asia dan dunia dalam periode pasca-epidemi.
Wang Yi mengatakan bahwa Tiongkok dan Indonesia telah bergandengan tangan untuk memerangi epidemi dan berada di garis depan dunia, menjadi model kerjasama antar negara berkembang. Tiongkok memperdalam kerja sama vaksin dengan Indonesia, membahas pembentukan pengaturan saling pengakuan kode kesehatan, dan berkontribusi untuk mempromosikan ketersediaan dan keterjangkauan vaksin di negara-negara berkembang, untuk mempromosikan pertukaran personel yang tertib antara kedua belah pihak.
Indonesia diharapkan secara aktif mendukung Tiongkok "Spring Miao Action" di Indonesia. Kedua belah pihak harus memperdalam integrasi inisiatif “Belt and Road” dan konsep “Global Ocean Pivot”, mempercepat pembangunan proyek-proyek besar seperti rel kecepatan tinggi Jakarta-Bandung, memperluas skala perdagangan, menghidupkan kembali mesin pembangunan ekonomi regional, dan pada saat yang sama memperkuat ekonomi digital, data besar, komputasi awan, 5G, dan kerja sama konstruksi kota kebijaksanaan telah menyuntikkan dorongan baru ke dalam pembangunan ekonomi berkualitas tinggi dari kedua belah pihak.
Kerja sama di bidang keselamatan navigasi, perlindungan lingkungan laut, pencarian dan penyelamatan maritim, dan perikanan perlu ditingkatkan, sehingga tercapai saling menguntungkan dan hasil win-win, serta menciptakan titik terang dalam kerja sama maritim kedua negara. Tiongkok bersedia berdiskusi dengan Indonesia tentang pembentukan kemitraan ekonomi komprehensif bilateral kata Wang Yi.
Wang Yi mengatakan bahwa Tiongkok bersedia bekerja sama dengan negara-negara ASEAN termasuk Indonesia untuk mempromosikan berlakunya Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional, dan memperingati 30 tahun pembentukan hubungan dialog antara Tiongkok dan ASEAN sebagai kesempatan untuk meningkatkan tingkat hubungan Tiongkok-ASEAN.
Tiongkok mendukung Indonesia menjadi tuan rumah KTT G20 tahun depan, dan bersedia terus menjaga kerja sama yang baik dengan Indonesia di bawah kerangka mekanisme multilateral untuk bersama-sama menjaga hak dan kepentingan sah negara berkembang.
Retno mengatakan Indonesia dan Tiongkok sama-sama negara berkembang yang besar, dan kedua negara selalu menjalin kerja sama yang erat di berbagai bidang. Hubungan bilateral untuk mengatasi dampak epidemi dan terus diperdalam.
Indonesia mengharapkan kerjasama lebih lanjut dalam vaksin dengan Tiongkok, bersama-sama mempromosikan pembangunan proyek-proyek besar seperti kereta api cepat Jakarta-Bandung pada periode pasca-epidemi, dan memperluas kerjasama di bidang perdagangan, investasi, perikanan, dan pembangunan infrastruktur, kata Retno.
Ia melanjutkan, Indonesia bersedia merundingkan pengaturan kerjasama ekonomi dan perdagangan yang komprehensif dengan Tiongkok dan mencapai keuntungan awal. Indonesia mendukung pendalaman kerja sama antara ASEAN dan Tiongkok dan bersedia bekerja sama dengan Tiongkok untuk sukses menjadi tuan rumah peringatan 30 tahun pembentukan hubungan dialog ASEAN-Tiongkok.
"Terima kasih atas dukungan Tiongkok untuk Indonesia menjadi tuan rumah KTT G20. Indonesia mendukung Tiongkok dalam berhasil menjadi tuan rumah Boao Forum for Asia," kata Retno.
Kedua belah pihak juga melakukan pertukaran pandangan yang mendalam tentang situasi internasional dan regional yang menjadi perhatian bersama, dan sepakat bahwa dalam situasi saat ini, kita harus bekerja sama untuk melindungi hak-hak dan kepentingan yang sah dari negara-negara berkembang dan mempromosikan perdamaian dunia, stabilitas dan kemakmuran.
Kedua belah pihak juga mengkoordinasikan sikap mereka terhadap situasi di Myanmar dan sepakat untuk mendorong semua pihak di Myanmar untuk mencari solusi politik dalam kerangka ASEAN dengan caranya sendiri dan menghindari campur tangan dalam urusan dalam negeri Myanmar. Tiongkok mendukung inisiatif Indonesia untuk menggelar pertemuan khusus para pemimpin ASEAN terkait hal ini.(*)
Advertisement