Ilustrasi Sejarah - Image from theworldofchinese.com
Bolong.id - Hanshi (寒食) secara harafiah artinya makanan dingin, adalah hari yang setiap tahunnya diadakan satu hari sebelum Qingming (清明). Hari Hanshijie (寒食节) diciptakan oleh Chong'er (重耳), seorang Bangsawan Wen dari negara Jin (晋) pada masa Periode Musim Semi dan Musim Gugur 770-476BC (Chunqiu 春秋), manakala ia secara tidak sengaja membunuh bawahan dan teman baiknya, Jie Zhitui (介之推) atau Jie Zitui dan ibunya dalam suatu pembakaran hutan dengan harapan akan membuat Jie Zhitui kembali kepadanya.
Dilansir dari Tianqi.com, pada hari Hanshijie (寒食节), orang tidak diijinkan menggunakan api untuk memanaskan makanan, sehingga orang harus makan makanan dingin sepanjang hari, yang kemudian dijuluki sebagai Festival Makanan Dingin.
Dikisahkan bahwa pada abad ketujuh SM selama Periode Musim Semi dan Gugur, Adipati Xiao sebagai penguasa negara Jin. Putra tertuanya, Shen Sheng seharusnya adalah pewaris tahta.
Tapi Adipati Xiao punya rencana lain. Dia ingin anak selir favoritnya, Li Ji, untuk menggantikannya sebagai penguasa Jin. Bukan seorang ayah yang penuh kasih, Adipati Xiao membunuh Shen Sheng dan akan melakukan hal yang sama untuk putra keduanya, Chong’er.
Tetapi Chong’er tahu sehingga dia terpaksa melarikan diri ke gunung bersama para pengawalnya. Selama 19 tahun lamanya, Chong’er dan rombongan pejabat setia dan hambanya mengembara tidak memiliki rumah, namun tidak takut akan dingin dan kelaparan.
Suatu hari, Chong ‘er benar-benar kelaparan dan koma. Salah satu pengikutnya yang paling setia, Jie Zitui, mengiris daging betisnya sendiri dan menyajikannya untuk sang putra mahkota, sehingga menyelamatkan nyawanya.
Mengetahui pengorbanan pengawal setianya itu, Chong Er merasa sedih, tetapi Jie menghibur sang putra mahkota dan memintanya agar tetap teguh bertahan. Tiga tahun lamanya mereka bertahan hidup dalam kelaparan di gunung hingga akhirnya sang selir meninggal dunia.
Akhirnya tahun 636 SM, Sepasukan tentara menjemput Chong Er untuk kembali ke istana, Chong’er dan mengambil gelar Adipati Wen dari negara Jin. Saat itu dia melihat Jie Zhitui mengemasi sebuah tikar tua ke atas kuda. Chong Er mentertawakannya dan meminta Jie untuk membuang tikar itu.
Tetapi Jie Zitui menolaknya dan berkata,”...hanya penderitaan yang dapat hamba berikan bersama paduka, bukan kemakmuran...”. Jie berpamitan kepada Chong Er untuk tetap tinggal di gunung bersama ibunya.
Setelah menjadi penguasa negara, Chong’er memutuskan untuk memberikan hadiah kepada para pejabat yang tinggal dengan-Nya mengembara bertahun-tahun. Tapi dia lupa tentang Jie Zitui yang telah mengorbankan daging betisnya. Jie Zitui patah hati dan pergi.
Kemudian Chong’er ingat pengorbanan Jie Zitui dan mengirim orang untuk mencarinya. Chong’er mendatanginya secara pribadi untuk meminta maaf dan memintanya kembali ke istana.
Tapi Jie Zitui meninggalkan mereka dan pergi jauh ke pegunungan, sehingga tidak ada yang bisa menemukannya lagi. Seseorang menyarankan Chong’er untuk membakar daerah tersebut untuk memaksa Jie Zitui keluar ketempat terbuka, di mana ia bisa berbicara untuk kembali pada kenyamanan hidup di kerajaan.
Jie Zhitui dan ibunya
Chong’er mengikuti saran ini dan membakar gunung tempat Jie Zitui yang diyakini sebagai tempatnya bersembunyi. Api berkobar selama tiga hari dan Jie Zhitui ditemukan bersandar pada pohon besar willow, membawa ibu tua di punggungnya. Baik Jie Zitui dan ibunya sudah meninggal.
Chong’er sangat sedih melihat pengawal setianya itu malah mati karena keinginannya. Dia memerintahkan agar sebuah kuil dibangun untuk mengenang pengikutnya yang paling setia.
Sejak itu Chong Er memperingati hari itu sebagai hari Hanshi. Pada saat peringatan Hanshi ini, kaisar tidak mengijinkan siapapun menyalakan api untuk memasak, sehingga peringatan ini juga dikenal dengan sebutan Perayaan Makanan Dingin.
Jadi orang-orang harus makan makanan dingin mereka seharian pada hari itu, yaitu pada hari Hanshi. Selain itu, orang mulai mengunjungi makam Jie Zitui dan memberikan penghormatan untuk mengenangnya.
Pada Dinasti Qing sekitar 300 tahun yang lalu, kegiatan Hanshi (寒食) atau makan makanan yang dingin itu mulai dilupakan oleh kebanyakan orang, sehingga diganti dengan Qingming (清明), yang sekarang menjadi waktu paling penting bagi orang-orang untuk mengenang dan mengunjungi makam leluhur yang mereka hormati. (*)
Advertisement