Kelenteng Welahan - Gambar diambil dari Internet, jika ada keluhan hak cipta silakan hubungi kami.
Beijing, Bolong.id – Di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah ada salah satu kelenteng tertua di Indonesia. Kelenteng itu bernama Hian Thian Siang Tee Welahan. Kelenteng yang berada di Desa Welahan ini diyakini tertua di Indonesia.
Dilansir dari berbagai sumber, peninggalan Tionghoa ini dibangun oleh tokoh pengobatan dari Tiongkok bernama Tan Siang Hoe bersama dengan kakaknya Tan Siang Djie. Terdapat dua kelenteng di Desa Welahan, yakni Kelenteng Dewa Langit dan Dewa Bumi. Hingga saat ini, kelenteng ini kerap dikunjungi warga Tionghoa di Indonesia maupun warga pribumi dari berbagai daerah.
Tidak ada yang tahu persis tahun berapa klenteng ini berdiri. Namun, diyakini tertua karena menyimpan satu-satunya pusaka Tiongkok yang pertama kali di Indonesia yang dibawa oleh Tan Siang Hoe.
Ketua Yayasan Kelenteng Welahan, Sugandi menuturkan, "kelenteng Dewa Langit merupakan daerah perdagangan di daerah sekitar pada masa dahulu. Sedangkan Kelenteng Dewa Bumi daerah hasil bumi".
Sugandi menegaskan bahwa Kelenteng Dewa Langit berada di dekat Pasar Welahan. Dia menceritakan keberadaan kelenteng ini tidak lepas dari kisah perjalanan Tan Siang Hoe menuju Asia Tenggara untuk mencari saudaranya, Tan Siang Djie.
Dalam perjalanan di atas kapal, Ia menjumpai seorang Tasugagu Pendeta yang sedang sakit keras. Tan Siang Hoe yang kebetulan membawa bekal obat-obatan berhasil menyembuhkan pendeta tersebut.
Selain itu, itu juga menjelaskan bahwa karena disembuhkan, pendeta itu kemudian berterimakasih dengan memberikan sejumlah pusaka kuno Tiongkok berupa sien tjiang (kertas halus bergambar Paduka Hian Thiam Siang Tee), sebilah po kiam (pedang Tiongkok), satu hio lauw (tempat abu), dan satu jilid tjioe hwat (buku pengobatan/ramalan).
Setibanya di Semarang, Tan Siang Hoe mendapat informasi jika kakaknya berada di daerah Welahan Kabupaten Jepara.
Ia juga meceritakan bahwa setelah di Welahan, keduanya dipertemukan. Dan tinggal di rumah warga biasa keturunan Tionghoa. Awalnya, tempat sembahyang belum berupa kelenteng, hingga akhirnya dibangun kelenteng.
Menurutnya, selain sebagai tempat ibadah, kelenteng ini juga menjadi obyek wisata reliji di Kabupaten Jepara.
Ia juga mengataan bahwa, tidak hanya keturunan Tionghoa yang ke sini, warga non Tionghoa juga sering berkunjung. Kami terbuka bagi siapa saja. Silakan jika mau mampir.
Letak Kelenteng ini juga mudah untuk diakses. Dari arah selatan, tidak jauh dari gerbang masuk Kabupaten Jepara berbatasan dengan Kabupaten Demak.
Kalau dari utara hanya berjarak sekitar 24 kilometer dari pusat kota Jepara. (*)
Informasi Seputar Tiongkok
Advertisement