Barongsai - Image from upload.wikimedia.org
Jakarta, Bolong.id - Mulai 24 Juni 2022, DAAI TV menayangkan acara “Jelajah Budaya Tionghoa Nusantara". Tentang akulturasi masyarakat Tionghoa di seluruh Nusantara dengan budaya dan masyarakat setempat.
Program dokumenter berdurasi 24 menit ini, akan tayang setiap hari Jumat jam 19.00 WIB di DAAI TV. Selain di televisi, acara ini juga bisa disaksikan di livestreaming www.daaitv.co.id ataupun dengan mengunduh aplikasi DAAI+.
“DAAI TV ingin mengisahkan betapa indahnya toleransi antar-budaya dan pembauran antaretnis di seluruh Nusantara. Kami mendokumentasikan keindahan tersebut dalam sebuah program yang bisa membuat orang menyadari bahwa masyarakat yang harmonis itu sudah ada sejak dahulu di Nusantara dan nilai inilah yang harus kita wariskan pada seluruh generasi Indonesia”, jelas Mika Wulan, Manajer PR &, Branding DAAI TV.
Menjelajah berbagai kota di Indonesia kita akan menemukan banyak nilaikemanusiaan yang tertuang dalam berbagai segi kehidupan masyarakat.
“Saat proses produksi di berbagai kota, kami secara langsung melihat keharmonisan masyarakat yang luar biasa. Dan kisah-kisah seperti inilah yang perlu diketahui oleh seluruh masyarakat Indonesia”, papar Sapto Agus Irawan, salah satu Produser Program Jelajah Budaya Tionghoa.
Harmoni Caruban Nagari
Episode pertama Jelajah Tionghoa Nusantara berjudul “Harmoni Caruban Nagari” berkisah tentang tentang masyarakat peranakan Tionghoa di kota Cirebon. Sejak abad ke-15, Cirebon menjadi pangkalan penting dalam jalur pelayaran dan perdagangan antarbangsa sejak abad ke-15 saat Kesultanan Cirebon mulai berjaya.
Kota pelabuhan ini juga berperan sebagai jembatan antar budaya, mulai dari seni pertunjukan, seni rupa, hingga warisan nonfisik yang menjadi saksi bisu perpaduan budaya Arab, India, Eropa dan Tiongkok.
Pernikahan antara Sunan Gunung Jati yang juga Sultan Cirebon dengan Putri Hong Tien Nio dari Tiongkok pada tahun 1553 melegitimasi hubungan harmonis etnis Tionghoa dengan masyarakat lokal Cirebon ratusan tahun kemudian. Pernikahan tersebut menjadi momentum pembauran budaya di antara masyarakat setempat dengan Tionghoa. Batik Cirebon menjadi salah satu bukti otentik simbol akulturasi budaya Tionghoa. Motif megamendung hingga wadasan menjadi ciri khas batik pesisiran yang dipadukan unsur lokal Cirebon.
Keindahan Toleransi di berbagai kota di Nusantara Toleransi menjadi salah satu pesan penting yang digaungkan program Jelajah Budaya Tionghoa Nusantara. Dalam proses pembuatannya di berbagai kota, DAAI TV mendapatkan dukungan dari berbagai komunitas Tionghoa maupun non-Tionghoa di kota-kota yang disinggahi.
“Saya rasa ini salahsatu program yang mengangkat pesan toleransi. Kita bisa melihat bagaimana budaya Tionghoa dan budaya setempat menyatu dan memperkaya kebudayaan Indonesia. Program ini bisa menjadi referensi anak-anak muda untuk melihat langsung akar sejarahnya”, ungkap Chandra Yap, Sekretaris Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI).
Anthony Hong, Produser program ini juga menjelaskan berartinya dukungan dari semua pihak ini sangat berarti untuk mendokumentasikan komunitas Tionghoa di berbagai daerah. “Jelajah Budaya Tionghoa Nusantara merupakan film dokumenter Mandarin berskala besar pertama di Indonesia.
Dukungan dan apresiasi dari komunitas Tionghoa di berbagai daerah menjadi motivasi kami untuk berani melangkah lebih jauh dan mengangkat kisah-kisah Tionghoa dari berbagai kota di Indonesia”.
Pengalaman hidup berdampingan dengan masyarakat lokal yang beragam, membuat karakter masyarakat Tionghoa di berbagai daerah tidak sama. Perpaduan antara etnis Tionghoa dan budaya setempat sudah menyatu dalam tradisi yang dijalankan oleh semua masyarakat, tak peduli apa pun etnisnya. Inilah cerminan Indonesia, yang dikenal sebagai bangsa yang ramah dan penuh toleransi.(*)
Advertisement