Para medis saat merawat pasien positif corona di Tiongkok - Image from kaltimtoday.c
Virus Covid-19 atau yang biasa disebut virus corona, telah menjadi pandemi di seluruh dunia, dan telah diresmikan oleh WHO dua bulan setelah terjadinya wabah virus corona.
Namun tahukah kita, sebenarnya dari mana asal muasal wabah ini, dan bagaimana penyebarannya? Mari kita simak penjelasan berikut ini.
Mengenal corona
Pada awalnya virus Covid-19 hanya mewabah di kota Wuhan di negara Tiongkok. Namun penyebarannya saat ini sudah mencapai di 114 negara di seluruh dunia, dan menginfeksi lebih dari 118.000 jiwa.
Banyak yang mengira virus corona adalah jenis virus baru yang yang muncul pertama kali di kota Wuhan. Namun kenyataannya virus corona sudah cukup lama dikenal oleh dunia, mulai dari virus SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) yang muncul pertama kali di Tiongkok pada tahun 2003, dan virus MERS (Middle East respiratory syndrome-related coronavirus) yang muncul pertama kali di Saudi Arabia pada tahun 2012, hingga virus Covid-19 yang tengah mewabah sekarang ini.
Semua virus tersebut dikelompokkan kedalam jenis virus corona, virus corona adalah sekumpulan virus yang menyerang atau menginfeksi sistem pernafasan.
Dinamakan corona yang berarti mahkota (dalam bahasa yunani) karena memiliki struktur tubuh yang melingkar dan memiliki tonjolan protein di bagian tepinya sehingga menyerupai bentuk mahkota.
Bentuk virus corona - Image from www.newscientist.com
Darimana virus (Covid-19) berasal?
Hampir semua jenis virus corona berasal dari hewan, seperti virus SARS yang berasal dari Musang, virus MERS yang berasal dari Unta, sedangkan untuk virus Covid-19 belum diketahui pasti asal muasalnya.
Namun kesimpulan yang bisa diambil adalah, virus corona berpindah pindah dari satu hewan ke hewan lainnya, terkadang virus ini juga bisa menular ke manusia, hal ini biasa disebut dengan Spillover.
Spillover virus corona - Image from www.researchgate.net
Spillover bisa terjadi jika virus mengalami mutasi genetik, atau manusia melakukan kontak langsung dengan hewan yang terserang oleh virus.
Bagaimana virus corona (Covid-19) bisa menyebar?
Sebagian besar virus corona berpindah melalui droplet, atau media cairan, bisa berupa pancaran saliva (liur) ketika seseorang bersin, atau benda yang cairan dari penderita Covid-19.
Maka dari itu orang yang kemungkinan besar terkena virus corona adalah orang yang melakukan kontak langsung dengan hewan yang terkena virus, atau kontak langsung dengan pasien penderita corona.
Gejala yang ditimbulkan jika terkena corona, dan cara mengetahui apakah kita positif corona (Covid-19)
Sebagaimana penyakit pada umumnya, corona juga akan memunculkan gejala tertentu kepada orang yang sudah tertular oleh penyakit corona, seperti demam yang tinggi, batuk, dan sesak nafas.
Sekilas kalau kita lihat gejala ini memang seperti flu pada umumnya, dan itulah yang menyebabkan sulitnya membedakan, apakah gejala tersebut merupakan gejala virus Covid-19 atau flu biasa, oleh karena itu lebih baik mencegah sedini mungkin kemungkinan kita terkena flu.
Dikarenakan sulitnya membedakan apakah gejala tersebut disebabkan oleh Covid-19 atau virus corona lainnya, maka satu-satunya hal yang bisa dilakukan adalah melakukan tes PCR.
Gejala dan cara pencegahan virus corona - Image from www.ayobandung.com
Pencegahan agar tidak terkena corona
Secara umum pencegahan yang dilakukan adalah dengan menjauhi potensi penyebaran corona seperti, jangan berkumpul di kerumunan, gunakan masker, perbanyak kegiatan di dalam rumah, selalu mencuci tangan sebelum makan dan jika hendak menyentuh muka, serta menjaga kebersihan.
Namun pencegahan tersebut tidak akan cukup manakala hanya dilakukan beberapa orang saja, penerapan ini harus lebih menyeluruh dan tersistem, perlunya kerjasama antara masyarakat dan pemerintah agar mencegah penyebaran virus Covid-19 lebih meluas lagi.
Kota Nanjing menjadi contoh dalam menghadapi pandemi Covid-19
Walaupun negara Tiongkok menjadi negara yang pertama kali terjadi kasus Covid-19, namun negara Tiongkok juga menjadi negara yang terdepan dalam pencegahan penyebaran virus Covid-19.
Kota Nanjing di Tiongkok telah menjadi kota yang 100% bebas akan corona, hal tersebut dikarenakan adanya kerjasama yang baik antara pemerintah dan masyarakat terkait penanganan Covid-19.
Pengawasan dan peringatan yang menyeluruh
Sebagai negara maju, pemanfaatan teknologi bisa menjadi pilihan terbaik dalam menangani kasus corona dengan cepat dan tepat.
Sebagai contoh di kota Nanjing, semua warga yang keluar rumah akan selalu mendapat pengawalan ketat dari pemerintah, berupa peringatan menggunakan drone.
Pengumuman lewat drone di Nanjing - Image from bolong.id
Tidak hanya itu setiap kali memasuki kawasan tertentu di kota Hanjing, masyarakat akan selalu diperiksa temperatur suhunya.
Pengecekan suhu tubuh di supermarket Nanjing - Image from bolong.id
Respon pemerintah Tiongkok saat pertama kali virus corona muncul
Kasus pertama penyebaran virus corona Covid-19 di Tiongkok muncul pada 17 November 2019 silam.
Dilansir dari laman Dream.com (15/03/2020), situs South China Morning Post melaporkan bahwa pihak berwenang Tiongkok sejauh ini telah mengidentifikasi setidaknya 266 orang terinfeksi novel coronavirus tahun lalu. Semua pasien tersebut berada di bawah pengawasan medis di beberapa titik.
Wawancara dengan whistle-blower dari komunitas medis menunjukkan bahwa dokter di Tiongkok baru menyadari jika mereka sedang menghadapi penyakit baru, pada akhir Desember 2019.
Para ilmuwan juga telah mencoba untuk memetakan pola penularan awal Covid-19 sejak epidemi dilaporkan di kota Wuhan, China pada Januari 2020, dua bulan sebelum wabah.
Menurut data pemerintah Tiongkok, penyebaran virus ini tidak terdeteksi dan tidak pula terdokumentasi. Pemerintah menduga seorang pasien berusia 55 tahun yang berasal dari provinsi Hubei menjadi orang pertama yang terinfeksi Covid-19 atau yang disebut sebagai pasien zero.
Sejak 17 November 2019 dan seterusnya, satu hingga lima kasus baru dilaporkan setiap hari.
- 15 Desember 2019 : jumlah total infeksi mencapai 27 orang tiap harinya.
- 17 Desember 2019 : jumlah total infeksi meningkat hingga 60 orang perharinya.
- 27 Desember 2019 : Zhang Jixian, seorang dokter dari Rumah Sakit Pengobatan Terpadu Cina dan Barat China Provinsi Hubei, memberi tahu otoritas kesehatan Tiongkok bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh virus corona baru. Pada tanggal ini, lebih dari 180 orang telah terinfeksi, meskipun para dokter mungkin belum mengetahui penyebab pastinya.
- Hari terakhir di tahun 2019 : jumlah kasus yang dikonfirmasi meningkat menjadi 266.
- Hari pertama 2020 : jumlah kasus yang dikonfirmasi mencapai 381.
WHO baru mencatatnya pada Desember 2019
Para ilmuwan saat ini ingin mengidentifikasi apa yang disebut dengan pasien nol, yang dapat membantu mereka untuk melacak sumber virus corona, yang umumnya dianggap telah menular ke manusia dari hewan liar, mungkin kelelawar.
Dari sembilan kasus pertama yang dilaporkan pada November 2019, empat pria dan lima wanita, tidak ada satupun yang dikonfirmasi sebagai `pasien nol`. Kesembilan orang itu berusia antara 39 dan 79 tahun.
Dilansir dari laman Dream.com (15/03/2020), situs laman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa kasus Covid-19 pertama yang dikonfirmasi di China adalah pada 8 Desember 2019. Akan tetapi, WHO tidak melacak penyakit itu sendiri, dan bergantung pada negara-negara untuk memberikan informasi tersebut.
Sebuah laporan yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet dari para dokter Tiongkok dari Rumah Sakit Jinyintan di Wuhan, yang merawat beberapa pasien paling awal, menyebutkan jika tanggal infeksi pertama yang diketahui adalah 1 Desember 2019.
Ini orang pertama yang meninggal gara-gara virus corona
Di tengah kesibukan negara-negara di dunia mengatasi virus corona, ada satu pertanyaan besar yang selama ini ada di pikiran semua orang. Yaitu siapa orang yang pertama kali terinfeksi COVID-19?
Menurut data yang dirilis Pemerintah China, orang pertama yang terinfeksi COVID-19 ditemukan pada awal November 2019 lalu. Temuan ini terungkap setelah melakukan identifikasi setidaknya terhadap 266 orang yang diduga positif virus Corona jenis baru yaitu Covid-19.
Dari 266 orang itu akhirnya ditemukan bahwa patient zero atau COVID-19 adalah seorang pria berusia 55 tahun yang berasal dari Wuhan, Provinsi Hubei.
Pemerintah Tiongkok tidak mengungkap identitas lebih lengkap pasien nol itu. Akan tetapi perlu diingat bahwa temuan ini tidak sepenuhnya konklusif sebab beberapa kasus ditutupi oleh pihak terkait setelah otoritas kesehatan menguji spesimen yang diambil dari beberapa pasien yang diduga terinfeksi virus corona.
Update virus corona
Pasien nol dilaporkan pertama kali tertular virus COVID-19 pada 17 November 2019. Setelah itu, satu hingga lima kasus baru dilaporkan setiap hari, sebelum mencapai angka 60 kasus pada 20 Desember 2019 silam.
Dengan memahami bagaimana virus corona menyebar, dan mengetahui bagaimana kasus-kasus yang tidak terdokumentasi dan tidak terdeteksi mempercepat penyebaran virus, para peneliti berharap bisa menentukan skala sebenarnya dari ancaman virus COVID-19 ini.
Dilansir dari laman Kompas (21/03/2020), menurut data yang dikumpulkan oleh John Hopkins University per Sabtu (21/3/2020) pagi, jumlah kasus orang terinfeksi virus COVID-19 di seluruh dunia mencapai 271.629 kasus. Sementara jumlah pasien yang meninggal akibat terinfeksi COVID-19 di seluruh dunia mencapai 11.282 orang.
Dari ratusan ribu kasus virus COVID-19 tersebut, terdapat 87.403 orang yang dinyatakan sembuh. Adapun jumlah penyebaran kasus paling banyak secara akumulatif masih ada di daratan Tiongkok, yakni 81.250 kasus.
Advertisement