Lama Baca 3 Menit

China Mitra Dagang Terbesar Indonesia dalam 23 Bulan Ini

21 April 2022, 07:13 WIB



China Mitra Dagang Terbesar Indonesia dalam 23 Bulan Ini-Image-1

ilustrasi indonesia china - Image from berbagai sumber. Segala keluhan terkait hak cipta silahkan hubungi kami

Jakarta, Bolong.idBadan Pusat Statistik Indonesia mengumumkan, ekspor dan impor Indonesia dengan Tiongkok pada Maret 2022 adalah 26,5 miliar dolar AS (sekitar Rp 380,63 triliun) dan 21,97 miliar dolar AS (sekitar Rp 315,56 triliun), Surplus ini berjalan selama 23 bulan berturut-turut.

Dilansir dari 光明网 pada (20/4/2022) Direktur Badan Pusat Statistik Indonesia, Yuwono, mengatakan, kenaikan harga batubara, baja, minyak sawit mentah, nikel, dan logam mulia mendorong peningkatan ekspor Indonesia.

Dirinci, ekspor Indonesia ke Tiongkok Maret 2022 senilai 26,5 miliar dolar AS, meningkat 44,36% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dan peningkatan bulanan 29,42%. 

Sedangkan, impor Indonesia ke Tiongkok Maret 2022 senilai 21,97 miliar dolar AS, meningkat 30,85%a dibanding tahun lalu. Dan peningkatan bulanan 32,02%. 

"Ini adalah bulan ke-23 berturut-turut Indonesia mencatat surplus perdagangan," kata Yuwono.

"Tiongkok masih menjadi mitra dagang terbesar Indonesia," kata Yuwono. 

Pada Maret, ekspor nonmigas Indonesia ke Tiongkok mencapai US$5,48 miliar (sekitar Rp 78,71 triliun), melonjak US$1,756 miliar (sekitar Rp 25,22 triliun). Komoditas utama yang diekspor Indonesia ke Tiongkok adalah bahan bakar fosil, feronikel dan turunannya.

Yuwono percaya bahwa situasi di Rusia dan Ukraina telah berkontribusi pada kenaikan harga komoditas yang intensif, dan rebound ekspor Indonesia "akan berlanjut" pada kuartal kedua tahun ini.

Pada saat yang sama, Yuwono mengingatkan bahwa kenaikan harga bahan baku, kenaikan suku bunga dan hambatan rantai pasokan akan menjadi tiga risiko utama bagi ekspor Indonesia ke depan. 

Kenaikan harga bahan baku dapat membuat barang-barang manufaktur Indonesia kurang kompetitif, suku bunga yang lebih tinggi dapat mempersulit eksportir untuk memperluas bisnis mereka, dan hambatan rantai pasokan yang berlarut-larut dapat mengganggu arus barang, katanya.

Untuk saat ini, bank sentral Indonesia telah mempertahankan suku bunga acuan pada rekor terendah 3,5%. Ekonom dalam negeri mengatakan Bank Indonesia akan segera menaikkan suku bunga sebagai tanggapan atas kenaikan harga domestik dan pengetatan moneter di Amerika Serikat. (*)