Home     news     china
Lama Baca 4 Menit

Beredar Hoaks China Ragukan Vaksin Sinovac & Beralih ke Pfizer, Ini Faktanya

21 October 2021, 10:07 WIB

Beredar Hoaks China Ragukan Vaksin Sinovac & Beralih ke
Pfizer, Ini Faktanya-Image-1

Hoaks China Ragukan Sinovac di WA - Image from Dari berbagai sumber. Segala keluhan terkait hak cipta silahkan hubungi kami

Jakarta, Bolong.id - Beredar di media sosial sebuah informasi menyebut Tiongkok meragukan vaksin buatan negaranya sendiri, Sinovac, dan beralih ke Pfizer dan Moderna.

Covid19.go.id dan berbagai media menelusuri informasi tersebut. Dipastikan informasi Tiongkok meragukan Vaksin Sinovac sehingga memilih Pfizer adalah tidak benar.

Dalam artikel detik.com berjudul "China Akui Vaksin Corona Buatannya Kurang Manjur, Berapa Sih Efikasinya?" pada 12 April 2021, dijelaskan persentase efek vaksin buatan China dengan vaksin buatan negara lain.

Vaksin Corona yang dikembangkan oleh Sinovac Biotech memiliki hasil efikasi sedikit di atas 50 persen dalam uji klinis yang dilakukan di Brasil. Di Indonesia, hasil efikasi vaksin Sinovac sebesar 64 persen dan Turki menyebut vaksin COVID-19 buatan Sinovac manjur 83 persen.

Sementara untuk Sinopharm, belum ada data efikasi yang rinci yang mereka rilis. Namun dua unit vaksin yang dikembangkan Sinopharm masing-masing memiliki tingkat kemanjuran 79,4 persen dan 72,5 persen berdasarkan hasil sementara. Karena hal itu, Pemerintah Tiongkok mengakui vaksin buatan negaranya kurang manjur.

"Vaksin yang tersedia saat ini tidak memiliki perlindungan yang sangat tinggi," kata Direktur Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit China, Gao Fu, dikutip dari Reuters.

Kemudian dalam artikel antaranews.com berjudul "China pastikan keamanan dan efektivitas vaksin Sinovac dan Sinopharm" pada 15 Juli 2021, dijelaskan bahwa Pemerintah Tiongkok memastikan pihaknya terus mementingkan keamanan dan efektivitas vaksin yang diproduksi oleh Perusahaan Sinovac dan Sinopharm.

Kemudian hingga 28 Juni lalu, vaksin CoronaVac telah mendapatkan persetujuan penggunaan darurat daru 50 negara dan kawasan di dunia, sementara penyuntikan vaksin CoronaVac secara global telah mencapai 75 juta dosis.

Namun, Konselor bidang Sains dan teknologi Kedutaan Besar China di Jakarta, Yi Fanping, dalam konferensi pers pada Kamis. "Pihak China secara konsisten mementingkan keamanan dan efektivitas vaksin. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyetujui penggunaan darurat vaksin CoronaVac yang dibuat oleh Sinovac, hal ini secara
penuh membutkikan keamanan dan efektivitas CoronaVac". 

Terkait Tiongkok memilih vaksin Pfizer, dijelaskan dalam artikel liputan6 berjudul "China Akan Pakai Vaksin Pfizer Sebagai Booster untuk Lawan COVID-19" pada 22 Juli 2021.

Regulator di Tiongkok siap memberikan izin bagi vaksin mRNA untuk melawan COVID-19. Vaksin itu umumnya dikenal sebagai Pfizer, tetapi akan memakai nama vaksin Fosun-BioNTech di Tiongkok.

Vaksin Pfizer di Tiongkok dikembangkan oleh Fosun Pharma dan BioNTech. Fosun berkata, National Medical Products Administration (NMPA) di China telah menyelesaikan tinjauan panel ahli terhadap vaksin mRNA.

Majalan Caixin di China melaporkan bahwa vaksin tersebut akan digunakan untuk booster atau penguat imun bagi orang-orang yang sudah divaksin. Namun, belum jelas siapa yang akan jadi prioritas.

Kesimpulannya, informasi Tiongkok meragukan vaksin Sinovac dan lebih memilih vaksin Pfizer adalah tidak benar. Tiongkok masih mewajibkan menggunakan Sinovac sedangkan Pfizer digunakan sebagai booster bagi orang-orang yang sudah divaksin.