Lama Baca 3 Menit

Eksportir Alat Dapur China Terus Alami Kesulitan Pengiriman

22 August 2021, 07:46 WIB

Eksportir Alat Dapur China Terus Alami Kesulitan Pengiriman-Image-1

Ilustrasi Peralatan Dapur - Image from Dari berbagai sumber. Segala keluhan terkait hak cipta silahkan hubungi kami

Beijing, Bolong.id - Karantina di masa pandemi COVID-19 telah memicu peningkatan pada permintaan peralatan dapur buatan Tiongkok karena lebih banyak orang yang memasak di rumah. Namun, untuk memenuhi permintaan ini, para produsen menemui masalah transportasi untuk mengirim produk mereka ke luar negeri.

"Saat ini, kesulitan terbesar kami adalah pelanggan asing menginginkan pesanan dan setelah kami membuatnya, kami tidak dapat mengirimkan produk karena jadwal pengiriman yang ketat," kata Li Mingbo, CEO Hongyi Group.

"Sementara pelanggan menginginkan produk, kami tidak memiliki cukup ruang di sini untuk menyimpan," tambahnya.

Lonjakan harga bahan baku juga meningkatkan biaya.

Menghadapi tantangan seperti itu, Hongyi bekerja untuk menyesuaikan produk untuk pasar luar negeri yang berbeda.

"Untuk pasar Amerika Serikat, kami telah membuat beberapa perbaikan pada mesin sarapan tradisional dan mengubah mesin wafel asli menjadi mangkuk wafel. Kami berinovasi dengan fungsinya," kata Li.

Hongyi juga bekerja sama dengan Disney untuk menggunakan Mickey Mouse pada pembuat sandwichnya yang populer di kalangan keluarga yang memiliki anak.

Hongyi hanyalah satu dari banyak eksportir Tiongkok yang melihat produk mereka menumpuk di gudang karena
semakin sulitnya pengiriman ke luar negeri. "Sekarang, kapasitas produksi telah berkembang begitu banyak. Namun, setelah COVID-19, banyak dari perusahaan-perusahaan itu, pada kenyataannya akan mengalami kesulitan untuk menyesuaikan kembali. Mereka perlu mencari pasar baru," kata Wang Dan, kepala ekonom di Hang Seng Bank Tiongkok.

"Banyak yang akan mengalihkan pandangan mereka ke pasar domestik. Mungkin ke Tiongkok tengah dan barat. Tetapi, tempat-tempat itu pendapatannya paling terpukul. Jadi transisi ini juga menyakitkan," tambahnya.

Para ahli mengatakan kesulitan pengiriman bisa berlangsung hingga kuartal kedua 2022. Tak hanya itu, tidak jelas bagaimana eksportir Tiongkok akan mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh biaya tinggi, kekurangan tenaga kerja dan bergudang-gudang barang yang tidak terjual.

Informasi seputar Tiongkok