Lama Baca 3 Menit

China Luncurkan Paspor Vaksin COVID-19 untuk Antisipasi Perjalanan Internasional

11 March 2021, 15:44 WIB

China Luncurkan Paspor Vaksin COVID-19 untuk Antisipasi Perjalanan Internasional-Image-1

Ilustrasi Paspor Vaksin - Image from berbagai sumber. Segala keluhan terkait hak cipta silahkan hubungi kami

Jakarta, Bolong.id - Untuk mengantisipasi perjalanan internasional selama pandemi virus corona, Tiongkok meluncurkan paspor vaksin COVID-19. Dilansir dari The Strait Times, Rabu (10/3/2021), Tiongkok pun termasuk dalam jajaran negara pertama di dunia yang mengeluarkan paspor vaksin yang menunjukkan rincian inokulasi Covid-19 serta hasil tes asam nukleat dan antibodi seperti ini.

Sementara itu, warga negara Tiongkok dapat mendaftarkan diri untuk mendapatkan sertifikat ini pada mini program WeChat yang dirilis sejak Senin (8/3/2021) lalu, tepatnya setelah Menteri Luar Negeri Wang Yi mengumumkan inisiatif tersebut pada konferensi pers tahunannya. Yi mengatakan, paspor vaksin akan membantu mempromosikan pemulihan ekonomi dunia dan memfasilitasi perjalanan lintas batas.

Zhao Lijian, juru bicara kementerian luar negeri juga menyebutkan, "pandemi masih bersama kami, tetapi ekonomi dunia perlu dimulai kembali dan pertukaran orang ke orang dilanjutkan tanpa penundaan
lagi."

Zhao melanjutkan, Tiongkok siap untuk berdiskusi dengan negara lain mengenai pembentukan mekanisme kode kesehatan yang diakui bersama. Pasalnya, selain Tiongkok, beberapa negara seperti Denmark dan Swedia juga sedang mengembangkan paspor kesehatan mereka masing-masing.

Paspor vaksin ini pun didukung oleh industri penerbangan. Asosiasi Perjalanan Udara Internasional, yang beranggotakan 290 maskapai, merilis aplikasi perjalanan yang memungkinkan otoritas imigrasi dan maskapai penerbangan untuk mengumpulkan dan membagikan hasil vaksinasi dan tes COVID-19 para turis. Singapore Airlines pun menjadi maskapai pertama yang akan mencoba aplikasi ini dan menggunakannya pada penerbangan Singapura-London mulai 15 Maret nanti. Dilaporkan juga bahwa 30 maskapai penerbangan lain akan menguji aplikasi ini dalam dua bulan ke depan. 

Akan tetapi, tidak semua pihak menyambut sertifikat kesehatan maupun paspor vaksin. Di Inggris, lebih dari 200 ribu orang telah menandatangani petisi yang dapat diperdebatkan di Parlemen untuk tidak memperkenalkan sertifikat vaksin. Penolakan tersebut terjadi karena dipandang dapat "digunakan untuk membatasi hak orang yang telah menolak vaksin Covid-19".

Sebagai informasi, sampai saat ini masih belum diketahui negara mana saja yang berminat untuk membahas kode kesehatan dengan lahirnya sertifikat serupa di berbagai negara. Negara-negara yang sedang dalam pembicaraan dengan Beijing untuk mengakui paspor vaksin keluaran Tiongkok pun belum disebutkan. (*)