Beijing, Bolong.id - Suatu ketika, putri bungsu Yandi (Kaisar Yan), penguasa legendaris Tiongkok, berlayar di Laut Tiongkok Timur.
Ketika dia sedang mengayuh dengan gembira, angin kencang tiba-tiba naik ke laut dan membalikkan perahunya.
Ketika dia akan ditelan ombak yang mengamuk, jiwanya berubah menjadi burung yang cantik.
Terbang di atas laut yang menderu-deru, ia menangis sedih dengan suara "jingwei, jingwei". Jadi, orang menyebutnya "Jingwei."
Dilansir dari China.org.cn. burung itu tinggal di gunung dekat laut. Ia sangat membenci laut sehingga memutuskan untuk mengisinya.
Setiap hari, ia terbang ke sana kemari di antara gunung dan laut, membawa ranting atau kerikil dari gunung dan menjatuhkannya ke laut.
Suatu hari, laut yang menderu berkata kepada Jingwei,
"Wahai… burung kecil yang malang, berhentilah melakukan hal yang tidak berarti itu! Kamu tidak akan pernah membuatku kenyang."
Jingwei menjawab,
"Tidak diragukan lagi aku akan membuatmu kenyang! Aku akan melakukannya, bahkan jika itu membutuhkan waktu ribuan tahun! Aku akan berjuang sampai hari kiamatmu!"
Tanpa istirahat, burung kecil pemberani itu terus membawa ranting dan kerikil dari gunung ke Laut Tiongkok Timur.
Dari dongeng ini muncul idiom, jīng wèi tián hăi 精卫填海 "Burung Jingwei mencoba memenuhi laut."
Kami menggunakannya untuk menggambarkan orang-orang yang tegas dan gigih dan tidak akan berhenti sampai mereka mencapai tujuan mereka.(*)
Informasi Seputar Tiongkok
Advertisement
