Beijing, Bolong.Id - Malpraktik wisata viral di media sosial Tiongkok. Karena unggahan turis membayar harga terlalu mahal untuk suatu transaksi di destinasi wisata, alias digetok.
Berbagai pelanggaran di Tiongkok, termasuk belanja paksa dan pembebanan biaya yang berlebihan kepada pengunjung, di destinasi-destinasi besar menjadi viral di media sosial.
Dilansir dari Sixth Tone Jumat (24/03/2023) polisi dan regulator pasar di beberapa kota wisata, antara lain, Sanya dan pegunungan Zhangjiajie, baru-baru ini menangkap pelaku mulai dari belanja paksa hingga membebani harga berlebihan.
Polisi di Sanya, Provinsi Hainan, Rabu (22/3/023) membekuk enam karyawan dari dua perusahaan persewaan mobil lokal yang menipu satu klien untuk membeli asuransi yang tidak perlu.
Selain membebankan biaya sewa mobil dan asuransi,juga membuat klien membayar biaya perbaikan sebesar 4.040 Yuan (sekitar Rp9 juta) untuk goresan yang dibuat oleh perusahaan itu dengan sengaja.
Regulator perjalanan di Zhangjiajie, yang terletak di provinsi tengah Hunan, mengatakan pada hari yang sama bahwa pihaknya sedang menyelidiki kasus pemandu wisata yang mengumpat kepada para pelancong karena tidak membeli suvenir apa pun.
Insiden itu terjadi Juli lalu, tetapi mendapat perhatian publik setelah klip video pertarungan muncul online minggu ini.
Penyelidikan dilakukan tak lama setelah pihak berwenang di Sanya mendenda seorang pemandu wisata 50.000 Yuan (sekitar Rp111,5 juta) dan mencabut lisensinya minggu lalu. Pemandu terekam dalam video viral yang mempermalukan pelanggannya karena tidak membeli dari toko mitra, dari mana pemandu menerima komisi atas barang yang dibeli.
Keluhan konsumen terkait perjalanan bermunculan di media sosial Tiongkok selama sebulan terakhir karena pariwisata bangkit kembali setelah negara itu membatalkan langkah-langkah pencegahan COVID akhir tahun lalu.
Saat pariwisata bangkit kembali, otoritas perjalanan regional Tiongkok mencoba memanfaatkan minat perjalanan baru melalui berbagai promosi.
Kota Ganzi di provinsi Sichuan barat daya telah menjadi tujuan wisata yang sedang tren setelah video pejabat pariwisatanya berpakaian seperti pendekar pedang menjadi viral di dunia maya.
Namun, reputasi kota mendapat pukulan berat pada bulan Februari ketika seorang pelancong mengkritik operator hotel dalam sebuah video pendek karena menagih terlalu mahal.
Pada saat ulasan konsumen di media sosial memainkan peran penting dalam menarik pelanggan baru, publisitas buruk apa pun dapat dengan cepat merusak reputasi kota dan mengurangi antusiasme wisatawan.
Menanggapi kritik di Ganzi, pejabat pariwisata yang viral mengatakan pemesanan kamar telah ditangguhkan di hotel yang bersangkutan dan yang merusak reputasi kota akan dipublikasikan dengan kasar.(*)
Advertisement