Lama Baca 3 Menit

Indonesia Akan Eksplorasi Gas di Laut China Selatan

05 January 2023, 22:01 WIB

Indonesia Akan Eksplorasi Gas di Laut China Selatan-Image-1
Presiden Indonesia Joko Widodo berjalan melewati bendera negara di atas kapal angkatan laut saat berkunjung ke pangkalan militer di kepulauan Natuna, yang berbatasan dengan Laut China Selatan. - SCMP

Jakarta, Bolong.ID - Indonesia akan eksplorasi gas lepas pantai Tuna di Laut China Selatan. Total investasi US$3,07 miliar, kata  juru bicara SKK Migas, Mohammad Kemal., Senin (2/1/2023).

Dilansir dari SCMP (02/01/2023) Eksplorasi Lapangan Tuna, kerjasama Indonesia dan Vietnam. Diharapkan produksi 115 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) pada tahun 2027.

Gas alam dari lapangan Tuna, yang dioperasikan oleh unit lokal Harbour Energy yang terdaftar di London, diperkirakan akan diekspor ke Vietnam mulai tahun 2026, kata menteri energi Indonesia sebelumnya.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto pada hari Senin mengatakan bahwa selain manfaat ekonomi, pengembangan proyek tersebut akan menggarisbawahi hak maritim Indonesia.

“Akan ada aktivitas di kawasan perbatasan yang merupakan salah satu hotspot geopolitik dunia,” kata Dwi.

“Angkatan Laut Indonesia juga akan ikut mengamankan proyek hulu migas sehingga secara ekonomi dan politik menjadi penegasan kedaulatan Indonesia.”

Aktivitas energi di Laut Tiongkok Selatan dalam beberapa dekade terakhir tersandera oleh perselisihan tentang negara mana yang memiliki hak berdaulat, dengan pekerjaan Vietnam, Malaysia, dan Filipina di zona ekonomi eksklusif mereka terganggu oleh kapal penjaga pantai atau kapal pengawas laut Tiongkok.

Tiongkok mengklaim kedaulatan atas hampir seluruh Laut Tiongkok Selatan dengan mengutip peta sejarahnya sendiri, mengklaim bahwa pengadilan arbitrase internasional pada tahun 2016 memutuskan tidak memiliki dasar hukum.

Pada tahun 2021, Tiongkok mengatakan kepada Indonesia untuk menghentikan pengeboran minyak dan gas alam di wilayah maritim yang dianggap kedua negara sebagai milik mereka, kata orang-orang yang mengetahui masalah tersebut saat itu.

Serangan kapal Tiongkok ke perairan sekitar Kepulauan Natuna, antara Malaysia dan Indonesia, telah membuat Jakarta waspada.

Pemerintah dalam beberapa bulan terakhir merelokasi komando armada angkatan laut utama ke Riau, dekat Natuna, setelah memulai pembangunan pangkalan kapal selam tahun lalu. Itu juga mengumumkan rencana untuk menghabiskan Rp. 8,012 juta untuk senjata baru, meskipun anggaran pertahanan menyusut.(*)

Informasi Seputar Tiongkok