Guangzhou, Bolong.id - KBRI Beijing berkolaborasi dengan KJRI Guangzhou dan Kantor Perwakilan BI (Bank Indonesia) Beijing melakukan rangkaian kegiatan Forum Bisnis Indonesia – Tiongkok 2022 di Hotel Ritz Carlton, Guangzhou, Senin (26/9/2022).
Forum dibuka Dubes RI untuk Tiongkok, Djauhari Oratmangun dan menampilkan Gubernur BI, Perry Warjiyo sebagai pembicara kunci.
Juga pidato dari Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kemeninves/BKPM, Nurul Ichwan, mewakili Menteri Investasi/Kepala BKPM.
Dalam Forum bertema “Investing for the Future: Exploring Opportunity in Indonesia’s Digital Economy, Green Development and Health Industry”, Gubernur BI meyakinkan pelaku usaha Tiongkok untuk tidak ragu berinvestasi di Indonesia.
“Indonesia negara tujuan investasi terbaik di dunia karena lima alasan. Pertama, pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Kedua, ekonomi yang stabil dan tangguh. Ketiga, reformasi yang terus berlangsung. Keempat, digitalisasi ekonomi dan keuangan. Serta kelima, penggunaan mata uang lokal dengan sejumlah negara” ujar Perry.
Sementara itu, Deputi Kemeninves/BKPM menyampaikan profil Tiongkok sebagai salah satu negara dengan kontribusi PMA terbesar di Indonesia. Secara akumulatif, nilai investasi Tiongkok di Indonesia sejak 2017 sampai dengan Semester I 2022 mencapai USD 22.1 miliar, dengan pertumbuhan PMA tahunan selama kurun waktu tersebut sebesar 9.4%.
Forum yang dilaksanakan secara hybrid tersebut dihadiri oleh sekitar 300 peserta daring dan luring, yang sebagian diantaranya merupakan perusahaan yang ingin memperluas investasi maupun memiliki rencana investasi di Indonesia. “Saya mendorong para pebisnis di Tiongkok untuk memanfaatkan forum bisnis hari ini secara maksimal, dan saya menjamin bahwa seluruh Perwakilan RI di Tiongkok akan dengan senang hati memfasilitasi rencana investasi calon investor di Indonesia” jelas Djauhari (26/09).
Para pembicara sesi pembukaan menyampaikan mengenai perkembangan hubungan bilateral Indonesia – Tiongkok khususnya di bidang ekonomi serta upaya untuk lebih mendorong minat pelaku usaha Tiongkok berbisnis di Indonesia, khususnya di 3 sektor industri yang diangkat sebagai tema Forum Bisnis, mengingat iklim investasi yang semakin kondusif di Indonesia antara lain melalui penerbitan UU Cipta Kerja dan kesepakatan Local Currency Settlement (LCS).
Sesi presentasi menghadirkan narasumber dari Kemeninves/BKPM, Bank Indonesia, serta para pembicara perusahaan Tiongkok dari sektor digital (Tencent dan Oppo), energi (CATL/Brunp) dan kesehatan (BGI Group). Di akhir sesi presentasi, TopWe Law Firm – sebuah firma hukum yang berbasis di Kota Fuzhou, Provinsi Fujian – menyerahkan terjemahan UU Cipta Kerja berbahasa Mandarin kepada para perusahaan Tiongkok dimaksud.
Sesi diskusi diikuti oleh para panelis daring (Kemeninves/BKPM dan BI Pusat) dan luring (Konjen RI Guangzhou, Konjen RI Shanghai, Presiden Energy China International dan Manajer Kantor Cabang Bank Mandiri di Shanghai).
Dalam sesi yang dimoderatori oleh Presiden INACHAM, James Hartono, tersebut telah dielaborasi lebih lanjut mengenai upaya peningkatan investasi dan perdagangan di Indonesia dengan memanfaatkan LCS, yang salah satunya mempermudah transaksi pembayaran menggunakan mata uang Rupiah dan Renminbi.
Terdapat beberapa pertanyaan terkait LCS yang disampaikan oleh peserta yang hadir, salah satunya mengenai manfaat yang dapat didapatkan dari mekanisme LCS jika perusahaan asing melakukan transaksi pembelian perlengkapan produksi dari luar negeri ke Indonesia. “Dengan menggunakan konversi valuta langsung dari Renminbi ke Rupiah maupun sebaliknya, pelaku usaha Tiongkok dapat mengurangi biaya transaksi yang timbul dari transaksi valuta asing dan mengurangi risiko atas fluktuasi yang mungkin terjadi pada valuta asing, khususnya Dolar AS,” tanggap Jantra Patiwiri, Kepala Kantor Cabang Bank Mandiri di Shanghai.
Dalam kesempatan forum tersebut, tiga perusahaan Tiongkok, yaitu Energy China International, China Tianying (CNTY) dan Qinfa Group berkesempatan untuk mengumumkan rencana investasi maupun perluasan aktivitas bisnis mereka di Indonesia yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat.
Konjen RI Guangzhou mengakhiri Forum dengan mengundang para investor Tiongkok menjajaki lebih banyak peluang bisnis di Indonesia dan menekankan kesiapan seluruh Perwakilan RI di Tiongkok untuk memfasilitasi minat investasi dimaksud.
Forum bisnis ini diselenggarakan di Guangzhou, ibukota Provinsi Guangdong yang tercatat memiliki pertumbuhan PDB tertinggi di Tiongkok selama 33 tahun berturut-turut, termasuk periode Semester I 2022. Guangdong juga merupakan tuan rumah dari beberapa perusahaan ternama yang masuk dalam jajaran Fortune Global 500 menjadikannya sebagai target wilayah potensial untuk promosi potensi dan peluang investasi di Indonesia.
Advertisement