Lama Baca 3 Menit

Niat NASA Kembali ke Bulan Bakal Terkendala

16 July 2021, 09:09 WIB

Niat NASA Kembali ke Bulan Bakal Terkendala-Image-1

Badai Matahari - Image from IDN Times

Jakarta, Bolong.id - Dikabarkan, National Aeronautics and Space Administration (NASA) kini fokus ke bulan. Disebut proyek Artemis.

Dilansir dari Cankao Xiaoxi pada Kamis (15/7/2021)  Menurut laporan itu, rencana Artemis awalnya dijadwalkan untuk dilaksanakan pada tahun 2024.

Tetapi NASA menunda program Artemis ke paruh kedua dekade ini.

Meskipun Presiden Amerika Serikat, Joe Biden tidak mengubah jadwal resmi proyek Artemis, sebagian besar ahli percaya bahwa setidaknya pada tahun 2025 atau 2026 astronot NASA akan menginjakkan kaki di permukaan bulan lagi.

Masalahnya, ini bukan hanya sebuah perjalanan di mana umat manusia memutuskan sukses atau gagal. Sebuah studi baru yang termasuk dalam "MIT Technology Review" AS menunjukkan bahwa risiko peristiwa cuaca ekstrem di ruang angkasa (seperti radiasi matahari dan badai yang dibentuk oleh partikel) akan meningkat pada paruh kedua dekade ini.

Menurut laporan tersebut, badai geomagnetik adalah gangguan keseluruhan sistem bumi, yang disebabkan oleh angin matahari skala besar yang mencapai ruang angkasa dekat bumi. Ini adalah bagian dari apa yang biasa disebut sebagai "cuaca luar angkasa." Cuaca luar angkasa mengacu pada perubahan plasma, medan magnet, dan partikel berenergi tinggi di lingkungan luar angkasa yang dekat dengan planet kita.

Untuk lebih memahami masalah ini, dapat dikatakan bahwa yang terjadi sebenarnya adalah letusan gas dan plasma di permukaan matahari, dan berbagai partikel (proton, elektron, dan ion berat) ditransfer dengan kecepatan jutaan kilometer. per jam Jet ke bagian lain dari tata surya.

Menurut laporan itu, meskipun sesuatu seperti badai matahari tampaknya jauh dari kita, partikelnya dapat mencapai bumi dan bulan dalam beberapa menit. Meskipun medan magnet bumi melindungi manusia yang hidup di permukaan bumi, badai masih memiliki kekuatan penghancur yang sangat besar: fenomena ini dapat menyebabkan serangkaian efek buruk pada teknologi luar angkasa dan darat, dan juga acaman bagi keselamatan personel yang melakukan misi di luar angkasa atau di ketinggian. Di sinilah masalah mulai muncul.

Laporan percaya bahwa peristiwa cuaca luar angkasa yang ekstrem mungkin sangat berbahaya bagi astronot mana pun yang terbang ke bulan atau mencoba untuk tinggal dan bekerja di pangkalan di permukaan bulan. Ada kemungkinan dapat terjadi kegagalan pada sistem pendukung kehidupan dan pasokan energi. Selain itu, aktivitas matahari juga dapat menghasilkan radiasi tingkat tinggi yang mengancam jiwa. (*)