Satu porsi makanan - Image from Gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami.
Selama pandemi, restoran-restoran kosong dan sosial media penuh dengan hidangan buatan rumah yang beragam. COVID-19 tidak hanya mempengaruhi kesehatan lebih dari dua juta orang di seluruh dunia, tetapi juga mengubah perilaku konsumsi jutaan orang di dunia. Menurut sebuah studi baru-baru ini, konsumen Asia tidak akan makan di luar sesering sebelum pandemi COVID-19, mereka lebih suka memesan takeaway dan makan di rumah hingga setelah hidup kembali normal nanti.
Menurut studi, 86 persen responden dari Tiongkok mengatakan mereka lebih sering makan di rumah daripada sebelum wabah, di negara Asia lainnya seperti Korea Selatan, Malaysia dan Vietnam, sejumlah 62 persen orang juga mengaku demikian. Kebanyakan orang khawatir akan kebersihan restoran dan khawatir akan siapa yang akan ditemui saat makan di luar. Memasak juga adalah proses yang menghilangkan stres dan bisa menjadi cara menghabiskan waktu selama karantina, sehingga cukup banyak orang lebih memilih untuk memasak di rumah.
Social-distancing mungkin akan menjadi kebiasaan normal baru di masa mendatang, tetapi ada kemungkinan kebiasaan makan bersama tidak akan hilang sama sekali. Makan di luar bukan hanya soal mengisi perut; itu adalah semacam ritual dan peluang untuk melakukan interaksi dengan orang lain. Selain itu, melihat gaya hidup manusia modern saat ini yang cukup padat membuat orang tidak memiliki cukup waktu untuk memasak.
Kebiasaan makan juga mencerminkan kebiasaan tradisional, warisan budaya dan cara berpikir yang sulit diubah secara permanen. Dalam budaya tradisional Tiongkok, orang biasa makan bersama, sementara di sebagian besar budaya Barat, orang lebih suka makan sendiri-sendiri. Mungkin sulit untuk mempraktikkan cara makan Barat di Tiongkok, tetapi pandemi COVID-19 membuat orang perlahan-lahan beralih dari makan bersama menjadi makan sendiri-sendiri. Mungkin terlalu dini untuk mengatakan apakah pandemi ini akan mengubah kebiasaan makan orang secara permanen, tetapi dari fenomena yang ada kemungkinan untuk terjadinya perubahan mungkin tidak terhindarkan.
Advertisement