Lama Baca 3 Menit

Melihat Potensi Vaksin COVID-19 dari Tiongkok, Australia Tawarkan Uji Klinis

29 April 2020, 12:47 WIB

Melihat Potensi Vaksin COVID-19 dari Tiongkok, Australia Tawarkan Uji Klinis-Image-1

Vaksin - Image from Gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami.

Sebuah klinik riset di Australia yang diadakan pada Selasa, 28 April 2020 mengungkapkan bahwa mereka akan mencari relawan untuk uji klinis vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi global Clover Biopharmaceuticals ( 三叶草生物制药 ) yang berbasis di Tiongkok. 

Linear Clinical Research, yang berbasis di Perth, Australia Barat, mengatakan bahwa dalam dua bulan ke depan mereka akan merekrut orang dewasa yang sehat untuk uji klinis. Jayden Rogers, Kepala Eksekutif Linear Clinical Research, mengatakan vaksin S-Trimer menunjukkan potensi besar dalam pertempuran global dengan COVID-19. "Ini adalah salah satu uji coba paling terkemuka di dunia dan melibatkan beberapa perusahaan vaksin paling terkenal," kata Rogers. "Karena dilakukan bersama dengan penelitian praklinis yang mendalam dan kemampuan manufaktur yang besar, vaksin S-Trimer adalah program pengembangan vaksin yang paling menarik secara global untuk pandemi COVID-19 saat ini." 

Fase satu dari uji klinis akan melibatkan peserta dewasa dan lansia yang sehat dari Australia. "Kami beruntung menjadi salah satu dari sedikit negara di dunia yang bisa menawarkan fasilitas uji klinis karena kami tidak memiliki jumlah kasus COVID-19 yang besar dibandingkan dengan negara lain di dunia," jelas Rogers. Jika berhasil di Australia, uji klinis akan diperluas untuk menyertakan lebih banyak peserta di seluruh dunia, dan tentunya  vaksin akan tersedia untuk digunakan setelah konfirmasi keamanan dan kemanjurannya. 

Dalam mengembangkan vaksin, para ilmuwan Clover Biopharmaceuticals juga melakukan kolaborasi dengan memasukkan inovasi dari GlaxoSmithKline (Perusahaan Inggris), Dynavax (Perusahaan AS) dan Koalisi Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (CEPI Swiss). "Pertarungan melawan COVID-19 membutuhkan upaya global untuk menyatukan ilmu pengetahuan dan inovasi terbaik," kata Rogers.