Kelelawar - Image from Gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami.
Sejumlah tim peneliti baru saja menerbitkan sebuah makalah, yang mengatakan bahwa ditemukan berbagai jenis kelelawar yang memiliki beberapa jenis coronavirus, setelah menganalisis spesimen coronavirus yang dibawa oleh 36 spesies kelelawar di Samudera Hindia Barat. Hal ini menunjukkan bahwa coronavirus telah berevolusi berbarengan dengan evolusi kelelawar selama jutaan tahun.
Virus suka hidup pada hewan, kelelawar pun menjadi inang alami untuk coronavirus. Virus ini tidak berbahaya bagi kelelawar, tetapi jika menyebar ke spesies yang berbeda, virus ini dapat menjadi sangat berbahaya. Dengan mempelajari hubungan genetik antara berbagai jenis virus corona dan inangnya, dapat membantu para ilmuwan lebih memahami bagaimana virus ini menular dari hewan ke manusia, sehingga kemudian dapat ditemukan rencana perlindungan kesehatan masyarakat yang lebih ilmiah dan masuk akal ke depannya.
Dalam studi baru-baru ini, tim peneliti mengambil sampel darah dari 1013 ekor kelelawar yang mewakili 36 spesies berbeda yang menghuni pulau di Samudera Hindia Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 8% kelelawar memang benar adanya membawa virus corona. Mereka melakukan analisis genetik dari coronavirus ini dan membandingkannya dengan coronavirus dari hewan lain. Mereka menemukan bahwa di sebagian besar spesies kelelawar, setiap spesiesnya mempunyai strain coronavirus tersendiri. Selain itu, para peneliti juga menemukan bahwa penyebaran coronavirus di antara sesama kelelawar relatif jarang terjadi. Dengan memahami bagaimana berbagai coronavirus berkembang, adalah kunci untuk mencegah terjadinya pandemi di masa yang akan datang.
Advertisement
