Lama Baca 4 Menit

Harga Minyak Kok Bisa Minus?

22 April 2020, 21:37 WIB

Harga Minyak Kok Bisa Minus?-Image-1

Mesin pompa minyak - Image from Gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami.

Pada 20 April 2020, harga minyak mentah berjangka AS WTI (West Texas Intermediate) jatuh sekitar 300% dan ditutup pada -37,63 dolar AS per barel. Harga minyak telah jatuh ke nilai negatif, sebuah fenomena yang tidak pernah terjadi sejak New York Mercantile Exchange (NYMEX) membuka penjualan minyak mentah pada tahun 1983. Dapat dikatakan ini adalah pertama kalinya orang menyaksikan harga minyak mentah turun di bawah 0. Analis dari NYMEX mengatakan, "Masalahnya adalah karena harga barel lebih mahal daripada minyak. Karena masih ada biaya penyimpanan, biaya logistik, dan biaya pembersihan untuk minyak mentah." Menurut sebuah laporan yang dikeluarkan oleh Badan Energi Internasional pada tanggal 15, permintaan minyak mentah global turun 29 juta barel per hari pada bulan April, merupakan angka terendah sejak 1995. Laporan itu mengatakan bahwa permintaan minyak mentah global akan terus menurun secara signifikan pada bulan Mei dan Juni. 

Adapun penurunan harga minyak negatif itu ada hubungannya dengan kekhawatiran tentang penyimpanan minyak mentah spot. Minyak Mentah yang diperdagangkan perlu disimpan di Cushing, Oklahoma, basis penyimpanan minyak mentah terbesar di Amerika Serikat, tetapi ruang penyimpanan di Cushing terisi dengan cepat. Diperkirakan kapasitas penyimpanan di Cushing saat ini telah mencapai 69%, dan ruang penyimpanannya akan habis pada bulan Mei. Karena pada tanggal 21 Mei adalah tanggal pengiriman kontrak minyak mentah berjangka, para trader khawatir tidak ada tempat untuk menyimpan minyak mentah spot. Untuk menghindari pengiriman spot, banyak yang menjual kontrak dan mengakibatkan jatuhnya harga. Harga minyak negatif hanya pada harga minyak berjangka, bukan harga minyak spot. 

Harga minyak negatif berarti biaya pengangkutan minyak ke kilang atau penyimpanan telah melebihi nilai minyak itu sendiri. Menanggapi hal ini, Tiongkok sekarang sedang melakukan penyesuaian harga untuk harga BBM dan minyak sulingan eceran. Menurut Xiao Lanlan ( 肖兰兰 ), wakil pimpinan Tianfeng Futures Research Institut (天风期货研究), setelah putaran terakhir harga minyak anjlok, langkah-langkah manajemen harga minyak telah dirumuskan oleh Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional ( 发改委 ). Jika harga minyak sulingan lebih rendah dari 40 dolar AS (sekitar 600 ribu rupiah) pada harga minyak internasional, maka harga eceran minyak sulingan tidak mendapat penyesuaian. "Ketika harga minyak internasional turun lebih dari 20 dolar AS (sekitar 300 ribu rupiah) pada bulan Maret, penyesuaian harga dilakukan, sampai sekitar 950 yuan (sekitar 2 juta rupiah) per ton. Ini sebenarnya adalah penyesuaian harga yang langka dalam sejarah. "Setelah Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional tidak lagi menyesuaikan harga, kita tidak perlu lagi antri untuk mengisi bahan bakar, karena harga minyak akan tetap pada level lebih dari 20 dolar AS di masa depan," saran Xiao Lanlan.