Beijing, Bolong.id - Para ahli medis di Tiongkok, membagikan pedoman terbaru dalam menangani virus Omicron baru-baru ini.
Dilansir dari China Daily, Senin (18/07/2022) Liu Qing, di Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok menyatakan, ada revisi pedoman. Karena disesuaikan situasi pandemi terbaru, karakteristik baru.
Akibat gejolak domestik virus di luar negeri, dan tingginya penularan virus Corona varian Omicron, membuat upaya pencegahan di Tiongkok melemah.
Akibatnya, otoritas setempat meluncurkan pedoman baru berdasarkan uji coba di tujuh kota yang menerima pelancong internasional.
Wang Liping, peneliti di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok, mengatakan, waktu karantina dipersingkat karena Omicron memiliki masa inkubasi singkat dua hingga empat hari, dan sebagian besar infeksi dapat dideteksi dalam tujuh hari.
Pedoman baru menyatakan bahwa pelancong yang masuk akan menjalani tujuh hari isolasi terpusat diikuti oleh tiga hari pemantauan kesehatan di rumah, daripada aturan sebelumnya 14 hari karantina terpusat ditambah tujuh hari pemantauan kesehatan di rumah.
Keputusan itu sudah sangat tepat karena tidak akan meningkatkan risiko penyebaran virus dan mencerminkan prinsip pengendalian virus yang tepat.
Lalu ia juga menyebutkan faktor faktor penentu kapan harus dilakukannya pengujian asam nukleat massal. Ia berkata bahwa ketika wabah lokal terjadi, tidak perlu menggelar pengujian massal jika penyelidikan epidemiologis menunjukkan bahwa sumber infeksi dan rantai penularannya jelas dan tidak ada penyebaran virus di masyarakat.
Dalam kasus seperti itu, otoritas lokal harus fokus pada pengujian penduduk di daerah berisiko dan kontak dengan kasus yang dikonfirmasi. Namun, skrining massal diperlukan ketika rantai penularan tidak jelas dan klaster berisiko menyebar lebih lanjut. Pedoman ini juga merinci aturan dan strategi untuk pengujian massal.
Chang Zhaorui selaku peneliti di CDC Tiongkok mengatakan tentang bagaimana area berisiko tinggi, sedang, dan rendah ditetapkan. Ia berkata bahwa status risiko tinggi, sedang, dan rendah hanya berlaku untuk wilayah tingkat kabupaten yang melihat infeksi baru, dan wilayah lainnya hanya perlu menerapkan tindakan pengendalian penyakit secara teratur, sesuai dengan pedoman.
Menurut kepala ahli virus di CDC Tiongkok yang bernama Dong Xiaoping, ia berkata bahwa Meskipun BA.5 menjadi strain dominan secara global dan memicu wabah yang ditularkan secara lokal baru-baru ini, tidak ada perbedaan nyata antara patogenisitas strain dan subvarian Omicron lainnya.
Pedoman baru lebih lanjut menyoroti pentingnya pemantauan virus, seperti meningkatkan frekuensi pengujian untuk pekerjaan berisiko tinggi dan mengadopsi tes antigen sebagai alat tambahan.
Langkah-langkah ini masih efektif terhadap strain BA.4 dan BA.5. (*)
Advertisement