Lama Baca 4 Menit

Selama Pandemi COVID-19, Taipan Internet China Makin Kaya?

21 October 2020, 17:22 WIB

Selama Pandemi COVID-19, Taipan Internet China Makin Kaya?-Image-1

Jack Ma - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami


Jakarta, Bolong.id - Sebuah survei yang dilakukan oleh Hurun Research Institute menunjukkan bahwa kekayaan pendiri raksasa belanja daring Tiongkok Alibaba, Jack Ma, dan pendiri WeChat, Ma Huateng, meningkat hampir 50% selama pandemi COVID-19.

Jack Ma, pendiri raksasa e-commerce Alibaba, mempertahankan posisinya sebagai taipan terkaya di Tiongkok tahun ini. Jack Ma yang juga pemegang saham layanan pembayaran daring Ant Group, sedang mempersiapkan penjualan saham senilai USD150 miliar kepada publik. Ini pastinya akan semakin menambah kekayaannya. 

Hurun Research Institute menyatakan bahwa kekayaan Jack Ma meningkat 45% pada 2019 menjadi USD58,8 miliar. Menurut survei Hurun Research Institute yang dirilis pada Selasa (20/10/2020), kekayaan pengusaha internet meningkat drastis. Pemicu dari kenaikan kekayaannya ini adalah lonjakan permintaan belanja daring dan layanan lainnya selama pandemi COVID-19.

Sementara itu, peringkat kedua diduduki oleh pendiri Tencent Ma Huateng dengan kekayaan USD57,4 miliar, meningkat 50%. Tencent mengoperasikan WeChat, layanan perpesanan daring dengan pengguna yang telah melebihi 1 miliar orang. Di tempat ketiga ada Zhong Shanshan, pemilik pabrik air minum dalam kemasan Nongfu Spring, perusahaannya memiliki kekayaan USD53,7 miliar setelah masuk pasar saham di Hong Kong pada September lalu. 

Rupert Hugoff, pendiri Hurun Research Institute, mengatakan bahwa harga saham lima pengusaha teratas Tiongkok telah meningkat, menambahkan setidaknya USD1 miliar kekayaan setiap minggunya pada tahun 2020 ini.    

Hogoff mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dunia belum pernah melihat begitu banyak penambahan kekayaan. Pengusaha Tiongkok telah melakukan jauh lebih baik dari yang diharapkan. Meskipun dihempas pandemi COVID-19, para pengusaha ini tetap dapat memecahkan rekor penambahan kekayaan.

Wanita Tiongkok terkaya yang tercatat adalah Yang Huiyan dari pengembang real estate Country Garden. Ia menduduki peringkat keenam dengan kekayaan USD33 miliar, meningkat 29% dibanding tahun 2019 lalu.

Selain itu, pengusaha dari layanan penyedia ruang belajar atau kerja daring juga mengalami peningkatan kekayaan selama tahun 2020 ini. Eric Yuan dari platform video Zoom yang berbasis di California memiliki kekayaan USD16,2 miliar, mengalami kenaikan lebih dari USD10 miliar dari tahun sebelumnya. Pada saat yang sama, kekayaan Li Yongxin dari Offcn, sebuah platform pelatihan kerja daring juga meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi USD20,6 miliar. Chen Xiangdong dari Genshuixue, sebuah platform bimbingan belajar daring, berhasil meningkatkan kekayaannya delapan kali lipat menjadi USD11,8 miliar.

Di sisi lain, kekayaan pengusaha mobil listrik dan smartphone juga semakin meningkat. Zeng Yuqun, seorang pengusaha di industri kendaraan listrik di pabrik baterai CATL, kekayaannya meningkat tiga kali lipat menjadi USD17,6 miliar. Di saat yang sama, kekayaan He Xiaopeng, pemilik mobil listrik Xpeng, meningkat 80% menjadi USD6,6 miliar setelah perusahaan tersebut memulai debutnya di Bursa Efek New York.

Kekayaan pengusaha Lei Jun, pemilik merek smartphone Xiaomi, meningkat dua kali lipat menjadi USD25 miliar seiring dengan melonjaknya harga saham Xiaomi. Namun, ada pula kekayaan sebagian pengusaha yang semakin menurun. Salah satunya adalah Ren Zhengfei, pendiri raksasa teknologi Huawei. Kontrol dan larangan ekspor pemerintah Amerika Serikat terhadap Huawei pun terbukti mempengaruhi bisnis ponsel cerdas dan teknologi Internet ini. Menurut data dari Hurun Research Institute, nilai aset bersih Ren Zhengfei turun 10% menjadi USD2,8 miliar. (*)