Lama Baca 4 Menit

Pandemi COVID-19, Aplikasi Kencan di China Heboh

26 October 2020, 12:51 WIB

Pandemi COVID-19, Aplikasi Kencan di China Heboh-Image-1

Pandemi COVID-19, Aplikasi Kencan Populer di China - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Beijing, Bolong.id - Pandemi COVID-19 melonjakkan aktivitas daring. Mulai perdagangan hingga hiburan. Statistik menunjukkan bahwa platform kencan daring Tiongkok dibanjiri pengguna baru pada 2020 ini, terutama saat puncak wabah COVID-19 di sana.

Karenanya, beberapa platform kencan daring Tiongkok semakin kreatif dengan pendekatan mereka kepada pengguna.

'Pasangan Satu Minggu' adalah fitur aplikasi yang menjodohkan pengguna dengan mitra daring selama tujuh hari. Tujuannya adalah menyelesaikan beberapa tugas bersama-sama dan melihat apakah mereka dapat menumbuhkan rasa suka. 

Sistem akan menghubungkan pengguna berdasarkan informasi yang mereka berikan. Survei terbaru menunjukkan bahwa mayoritas pengguna aplikasi baru lahir setelah 1995, dilansir dari CGTN, Senin (26/10/2020).

"Menurut saya mereka yang lahir setelah 1995 adalah generasi yang tumbuh dengan perkembangan internet. Mereka lebih suka mendapatkan informasi dan berteman secara daring sejak usia dini. Generasi pasca 1995 cenderung lebih mandiri dalam mencari orang penting lainnya," Xia Yinlan, presiden Asosiasi Perkawinan dan Hukum Keluarga di China Law Society, berkata.

"Mereka tidak terlalu ingin meminta nasihat atau meminta izin dari orang yang lebih tua. Internet sudah menjadi tempat yang asing bagi kebanyakan orang tua atau kerabat, sehingga mereka tidak bisa benar-benar ikut campur," lanjutnya.

Sebaliknya, statistik menunjukkan bahwa orang Tiongkok yang lahir setelah 1980-an memilih cara berkencan yang lebih tradisional. Li Enqi, seorang penyelenggara kencan kilat, telah mengatur aktivitas kencan kilat secara langsung di Beijing selama empat tahun. Dia mengatakan kebanyakan dari mereka yang bergabung dengan acaranya adalah orang-orang terpelajar dengan profesi sebagai karyawan perusahaan.

"Saya membuat pengumuman di akun WeChat saya dan mengatur kegiatan setiap minggu. Saya juga memberikan saran kepada mereka yang merasa terlalu malu untuk berpartisipasi," pungkas Li.

Kencan kilat telah membuat Li memahami hal pertama apa yang dicari orang-orang dalam kencan buta. "Berdasarkan pengamatan saya, kebanyakan dari mereka fokus pada penampilan," ungkapnya, seraya menambahkan bahwa dirinya puas dengan hasil dari aktivitas kencan kilatnya. Misalnya, dalam acara yang terdiri dari 40 orang, setidaknya lima pasangan akan bertemu lagi.

Meski ini nampaknya menjadi pasar dan peluang bagi mak comblang, tingkat pernikahan di Tiongkok telah menurun selama tujuh tahun terakhir. Data resmi menunjukkan rasio tersebut menurun dari 10 per 1.000 pernikahan pada tahun 2013 menjadi setidaknya 7 per 1.000 pernikahan pada tahun 2018.

"Pertama, generasi muda lebih menerima situasi seperti pernikahan terlambat, tinggal bersama, dan keluarga dengan orang tua tunggal. Beberapa dari mereka cenderung lebih fokus pada apa yang mereka rasakan saat ini dengan orang terdekat, daripada tentang apakah hubungan akan berlangsung seumur hidup atau tidak,” jelas Xia.

“Kedua, emosi didahulukan di kalangan orang yang lebih muda ketika mempertimbangkan pernikahan. Misalnya, hal yang dianggap tabu di masa lalu, seperti pria menikahi wanita yang lebih tua, sudah menjadi hal yang biasa. Bagi banyak orang sekarang, tidak masalah asalkan terdapat rasa puas (dalam hubungan)," tambahnya.