UEA Setujui Penggunaan Darurat Vaksin Tiongkok - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
Abu Dhabi, Bolong.id - Uni Emirat Arab (UEA) telah menyetujui vaksin COVID-19 buatan Tiongkok untuk penggunaan darurat bagi petugas kesehatan di negara mereka.
“Vaksin akan tersedia untuk lini pertama pahlawan pertahanan kami yang berada pada risiko tertinggi tertular virus,” tulis Otoritas Manajemen Bencana dan Krisis Darurat Nasional UEA dalam sebuah unggahan twitter, dilansir dari cnbc.com, Rabu (16/9/2020).
Menurut badan tersebut, 31.000 relawan telah berpartisipasi dalam uji klinis vaksin COVID-19, termasuk seribu relawan dengan penyakit kronis. Uji klinis fase 3 vaksin sedang berlangsung, tetapi badan tersebut mengatakan bahwa sejauh ini tidak ada efek samping yang tidak terduga terdeteksi.
Uji klinis fase 3 yang dimulai di negara berpenduduk 10 juta ini pada bulan Juli lalu adalah untuk vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi milik negara Tiongkok, Sinopham.
Otoritas setempat mengatakan bahwa penggunaan darurat untuk petugas kesehatan garis depan disetujui setelah serangkaian standar dipenuhi dan uji klinis pada 31.000 sukarelawan telah diselesaikan. Badan tersebut menjelaskan bahwa terdapat efek samping ringan pada sukarelawan seperti sakit tenggorokan, tetapi menekankan tidak adanya efek samping yang serius.
Uji klinis fase 3 dilakukan dengan jumlah relawan yang lebih besar, biasanya antara 300 dan 3.000 orang untuk mengonfirmasi dan memperluas data keamanan dan efektivitas dari uji klinis fase 1 dan 2 sebelumnya.
UEA telah melihat lonjakan kasus virus COVID-19 baru-baru ini, mencatat 5.812 infeksi baru dalam seminggu terakhir dengan total 80,940 pada hari Rabu (16/9/2020) dan 401 kematian akibat COVID-19 sejak pandemi dimulai, menurut Universitas Johns Hopkins. Otoritas Abu Dhabi mengatakan negara itu telah melakukan lebih dari 8,2 juta tes COVID-19.
Memperluas kemitraan dengan Tiongkok
Vaksin Sinopham memenangkan persetujuan dari pemerintah Tiongkok pada bulan Juni lalu, dan uji klinis fase 1 dan 2 di UEA menunjukkan semua pasien memproduksi antibodi melawan virus setelah dua dosis suntikan selama empat minggu.
UEA telah meningkatkan kerja samanya dengan Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir di berbagai bidang termasuk teknologi, senjata pertahanan, perdagangan, pariwisata, dan kesehatan. Sejak awal pandemi, UEA juga telah bekerja sama dengan Tiongkok seputar diagnosa, terapi dan vaksin COVID-19.
Di sisi lain, UEA juga telah diumumkan sebagai mitra dalam pengujian dan pendaftaran vaksin COVID-19 Rusia yang pertama kali disetujui oleh pemerintah nasional pada awal September 2020. Di Barat, tiga vaksin COVID-19 telah mencapai uji klinis fase 3 yang dikembangkan oleh Pfizer, Moderna dan AstraZeneca.
Advertisement