Fakta dan Mitos Seputar COVID-19 - Image from : gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
Tidak hanya di Indonesia, mitos seputar COVID-19 juga tersebar di Tiongkok. Salah satunya seperti mandi air panas dapat mencegah infeksi COVID-19. Padahal, fakta sebenarnya, hal itu tidaklah benar. Suhu tubuh normal akan tetap antara 36,5 dan 37 derajat Celcius terlepas mandi dengan suhu air berapa pun.
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization; biasa disingkat WHO) telah memperingatkan bahwa informasi palsu tentang virus COVID-19 akan mempersulit petugas kesehatan dalam bekerja, juga akan menyebarkan ketakutan dan kebingungan kepada publik. Menanggapi beberapa rumor yang baru-baru ini tersebar, WHO mematahkan keempat belas mitos berikut ini:
1. Mitos: Saat ini, ada obat khusus untuk pencegahan dan pengobatan infeksi COVID-19.
Fakta: Sejauh ini, tidak ada obat khusus untuk pencegahan dan pengobatan infeksi COVID-19. Beberapa obat yang beredar digunakan untuk mengurangi gejala yang muncul. Pasien harus menerima perawatan yang tepat untuk mengurangi dan merespons gejala; pasien yang parah harus menerima perawatan suportif terbaik. Beberapa metode pengobatan spesifik sedang dipelajari dan akan diuji melalui uji klinis.
2. Mitos: Antibiotik dapat mencegah dan mengobati infeksi COVID-19.
Fakta: Antibiotik tidak berpengaruh pada virus, hanya bakteri. COVID-19 adalah virus, jadi antibiotik tidak boleh digunakan sebagai sarana pencegahan atau pengobatan. Namun, jika pasien dirawat di rumah sakit dengan COVID-19, mereka dapat diobati dengan antibiotik karena mereka dapat terinfeksi bakteri pada saat yang sama.
3. Mitos: Makan bawang putih dapat mencegah infeksi COVID-19.
Fakta: Bawang putih adalah makanan sehat dan mungkin memiliki beberapa sifat antibakteri. Tetapi dalam situasi wabah saat ini, tidak ada bukti bahwa memakan bawang putih dapat melindungi orang dari virus COVID-19.
4. Mitos: Membersihkan hidung secara rutin dengan air garam membantu mencegah infeksi COVID-19.
Fakta: Tidak ada bukti bahwa membersihkan hidung secara rutin dengan air garam dapat mencegah infeksi COVID-19. Sangat terbatas bukti yang menunjukkan bahwa pembersihan hidung secara rutin dengan air garam dapat membantu orang pulih dari flu biasa dengan lebih cepat. Namun, pembersihan hidung secara teratur tidak mencegah infeksi pernapasan.
5. Mitos: Vaksin pneumonia dapat mencegah infeksi COVID-19.
Fakta: Virus COVID-19 adalah virus baru dan berbeda dari jenis virus corona sebelumnya, sehingga memerlukan vaksin spesifik. Dengan dukungan WHO, para peneliti bekerja untuk mengembangkan vaksin COVID-19. Vaksin pneumonia tidak dapat mencegah virus COVID-19, tetapi sangat disarankan untuk melakukan vaksinasi vaksin ini untuk melindungi kesehatan tubuh.
7. Mitos: Semprotkan alkohol ke seluruh tubuh dapat membunuh COVID-19.
Fakta: Tidak. Menyemprotkan alkohol ke seluruh tubuh tidak akan membunuh virus yang masuk ke dalam tubuh. Menyemprotkan bahan-bahan semacam itu dapat merusak pakaian atau selaput lendir di mata, mulut, dll. Alkohol dapat digunakan untuk mendesinfeksi permukaan berbagai benda, tetapi rekomendasi yang tepat harus diikuti.
8. Mitos: Sinar UV dapat membunuh COVID-19.
Fakta: Sinar UV tidak boleh digunakan untuk mendesinfeksi tangan atau bagian kulit lain karena radiasi UV dapat merusak kulit. Mitos: pengering tangan dapat membunuh virus COVID-19. Fakta: pengering tangan tidak dapat membunuh virus COVID-19 secara efektif.
9. Mitos: Mandi air panas dapat mencegah infeksi COVID-19.
Fakta: Mandi air panas tidak dapat mencegah infeksi COVID-19. Suhu tubuh normal akan tetap antara 36,5 dan 37 derajat celcius terlepas dari air yang digunakan untuk mandi. Bahkan, ketika mandi air panas, hal itu berbahaya karena terlalu panas suhu air, dapat menyebabkan luka bakar.
10. Mitos: Paparan sinar matahari atau suhu di atas 25 derajat Celcius dapat mencegah infeksi COVID-19.
Fakta: Tidak peduli seberapa cerah atau panas, orang mungkin terinfeksi dengan virus corona baru. Kasus-kasus COVID-19 juga semakin banyak dilaporkan di negara-negara beriklim tropis.
11. Mitos: Minum alkohol dapat mencegah infeksi COVID-19.
Fakta: Minum alkohol tidak melindungi tubuh manusia dari virus corona baru, tetapi dapat membahayakan kesehatan tubuh. Minum yang terlalu sering atau berlebihan dapat memperburuk masalah kesehatan dan menimbulkan berbagai penyakit.
12. Mitos: Bisa menahan napas selama 10 detik atau lebih tanpa batuk atau merasa tidak sehat berarti Anda tidak terinfeksi virus corona baru atau penyakit paru-paru lainnya.
Fakta: Gejala paling umum dari infeksi COVID-19 adalah batuk kering, kelelahan dan demam. Beberapa orang mungkin menderita pneumonia setelah infeksi. Tes laboratorium adalah cara terbaik untuk memastikan apakah Anda terinfeksi dengan virus COVID-19 atau tidak. Tes napas ini tidak dapat digunakan untuk menentukan apakah Anda telah terinfeksi dengan COVID-19 atau tidak, bahkan mungkin berbahaya bagi tubuh.
13. Mitos: Setelah terinfeksi COVID-19, seseorang tidak dapat disembuhkan dan akan menjadi inang virus seumur hidup.
Fakta: Sebagian besar pasien bisa sembuh, dan tidak ada lagi virus ini di dalam tubuh mereka. Jika Anda sakit, Anda harus mengobati penyakitnya. Jika Anda menderita batuk, demam, dan sesak napas, Anda harus mengunjungi dokter sesegera mungkin. Setelah menerima perawatan, sebagian besar pasien dapat pulih kembali.
14. Mitos: Jaringan seluler 5G akan menyebarkan virus corona baru.
Fakta: Virus tidak dapat ditularkan oleh gelombang radio atau jaringan seluler. WHO berulang kali menekankan bahwa COVID-19 adalah virus pernapasan, terutama ditularkan melalui tetesan dari air liur, ingus, dll yang dihasilkan ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin. Karena kita dapat menyentuh benda yang terkontaminasi dengan tangan dan kemudian menyentuh mata, mulut dan tempat-tempat lain, maka disarankan untuk sering mencuci tangan dengan pembersih tangan yang mengandung alkohol, atau sabun dan air, hal ini dapat membantu mencegah virus corona baru.
Advertisement