Bus Umum yang Jatuh ke dalam Danau - Image from : gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
Guiyang, Bolong.id - Pengemudi bus diduga dengan sengaja mengendarai busnya keluar dari jalan ke sebuah danau di Tiongkok selatan pekan lalu, insiden tersebut menewaskan 21 orang penumpang.
Pihak kepolisian pada Minggu (12/7/2020) kemudian menjelaskan bahwa motif pelaku melakukannya adalah sebagai ejspresi jengkel. Sang sopir balas dendam terhadap masyarakat atas pembongkaran bekas rumahnya oleh pemerintah, dilansir dari South China Morning Post.
Otoritas keamanan publik di Anshun, Provinsi Guizhou, mengatakan pengemudi berusia 52 tahun yang diidentifikasi bermarga Zhang, pergi ke kediamannya pada Selasa pagi (7/7/2020). Zhang memiliki hak sewa permanen di sebuah rumah yang dimiliki oleh otoritas lokal, tetapi rumah tersebut dibongkar sebagai bagian dari "rencana pembangunan kembali kota kumuh".
Dia menelepon hotline pemerintah, mengeluh bahwa kediamannya tidak boleh dihancurkan sebelum dia diberikan yang baru, polisi menerangkan bahwa rumah itu dihancurkan pada pagi itu. Zhang kemudian membeli alkohol sekitar pukul 9.04 pagi waktu setempat, dan menuangkannya ke dalam botol minuman sebelum pergi bekerja di perusahaan bus.
Dia menelpon pacarnya dan mengeluhkan tentang rumahnya pada jam 11.39 pagi, lalu duduk di belakang kemudi bus pada jam 11.47 pagi. Dia mulai mengemudikan kendaraan dan sekitar pukul 12.09 siang ia meminum alkohol di suatu pemberhentian sementara penumpang naik dan turun dari bus.
Tiga menit kemudian, ia berbelok ke kiri, melintasi jalur, dan mengendarai bus dari jalan ke dalam danau reservoir lokal.
Secara keseluruhan, 21 orang, termasuk Zhang, terbunuh dan 15 lainnya terluka dalam insiden tersebut. Rekaman bus maut terjun ke dalam danau tersebut ditayangkan di televisi pemerintah, memicu perdebatan tentang apakah ini adalah sebuah kecelakaan atau tindakan yang disengaja.
Pada hari Jumat (10/7/2020), majalah Tiongkok Caixin melaporkan bahwa kediaman lama Zhang hancur di hari kecelakaan dan Zhang tidak dapat menghentikan pembongkaran. Laporan tersebut menyarankan bahwa kecelakaan bus tersebut disengaja dan merupakan tanggapan Zhang terhadap pemerintah. Pernyataan polisi pada hari Minggu pun mengkonfirmasi laporan Caixin dan menawarkan rincian lebih lanjut.
Menurut pernyataan tersebut, Zhang telah menandatangani perjanjian dengan pemerintah setempat pada 8 Juni untuk kompensasi satu kali sebesar 72.542,94 yuan (sekitar 150 juta rupiah) untuk pembongkaran rumah seluas 40 meter persegi miliknya.
Tetapi Zhang tidak pernah mengklaim uang tersebut. Zhang telah mengajukan permohonan untuk mendapatkan perumahan pemerintah yang disewakan dengan harga di bawah harga pasar, tetapi permohonannya ditolak.
Sementara itu, pemerintah Anshun pun mengatakan dalam sebuah pernyataan terpisah pada hari Minggu (12/7/2020) bahwa pihaknya akan menyelidiki insiden pembongkaran rumah tersebut lebih lanjut dan menghukum setiap kesalahan selama proses berlangsung. (*)
Advertisement