Lama Baca 3 Menit

Balas Peringatan Tiongkok, PM Australia Izinkan Siswa Internasional Datang Kembali di Bulan Juli 2020

13 June 2020, 14:28 WIB

Balas Peringatan Tiongkok, PM Australia Izinkan Siswa Internasional Datang Kembali di Bulan Juli 2020-Image-1

Siswa Internasional - Image from gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Canberra, Bolong.id - Perdana Menteri Australia, Scott Morrison mengumumkan ‘rencana percontohan’ setelah pertemuan dengan Kabinet Nasional di Canberra pada Jumat pagi (12//6/2020). Pihaknya akan mengizinkan siswa internasional untuk dapat memasuki negara tersebut, tetapi hanya pada "rencana yang telah disetujui" untuk "lembaga tertentu" mulai bulan Juli mendatang. Universitas tertentu tidak ditetapkan, namun Scott menyebutkan Australian Capital Territory (ACT) dalam pernyataannya.  

Pengumuman ini dilatarbelakangi oleh peringatan Tiongkok bagi para pelajarnya untuk tidak melakukan perjalanan kembali ke Australia karena insiden rasisme yang marak terjadi di Australia belakangan ini. Selain itu, pengembalian ini juga dilatarbelakangi oleh pendapatan pada sektor pendidikan di Australia yang diperkirakan akan menurun sebanyak $3 miliar atau setara dengan Rp 42 triliun pada tahun ini.  

Sebelumnya, pihak universitas telah melobi "kerangka kerja koridor aman", di mana para siswa dapat kembali dalam jumlah yang belum ditentukan serta harus tunduk pada pemeriksaan kesehatan yang ketat dan bekerja sama dengan industri penerbangan. 

Kepala eksekutif Universitas Australia, Catriona Jackson menggambarkan ‘rencana percontohan’ sebagai "pendekatan yang masuk akal". Pihaknya telah berbicara dengan Pemerintah Federal perihal kerangka kerja menyeluruh untuk masalah pengembalian yang aman selama beberapa waktu.  

Menanggapi tuduhan rasisme dan badai diplomatik selanjutnya dengan Tiongkok, Scott menegaskan bahwa Australia selalu bertindak demi kepentingan nasional dan sesuai dengan nilai-nilai yang mereka anut. Selain itu, ia juga menegaskan akan secara konsisten melakukan dan menghormati kemitraan strategis yang komprehensif tersebut. Jika dikaitkan dengan persoalan multikulturalisme, Australia adalah negara yang memiliki rekor multikulturalisme di dunia dengan adanya kebebasan beragama dan perlakuan yang sama terhadap semua orang, seperti yang dilansir dari laman abc.net.au.