Virus COVID-19 - Image from Gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
Beijing, Bolong.id – Belum lama ini, sebuah studi menunjukkan bahwa varian genom dari virus COVID-19 yang disebut D614G memiliki kemampuan lebih kuat menginfeksi sel-sel manusia.
Namun, seorang ahli penyakit menular Tiongkok, Zhang Wenhong (张文宏) pada Senin (6/7/2020) mengatakan, meskipun ada mutasi D614G, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa mutasi tersebut memiliki strain yang lebih kuat, yang akan menimbulkan bahaya serius dan berdampak besar pada situasi pandemi di Tiongkok.
Dilansir dari Global Times, hal senada juga diungkapkan oleh Soumya Swaminathan, Kepala Ilmuwan WHO pada Jumat (3/7/2020) mengatakan tidak ada bukti virus bermutasi dapat menyebabkan bentuk penyakit yang lebih parah.
Kendati demikian, Zhang Wenhong (张文宏) juga memperingatkan bahwa pengawasan jangka panjang terhadap virus itu tetap diperlukan karena ketidakpastian masih ada.
Hasil penelitian belum lama ini menunjukkan virus yang ada dalam klaster infeksi baru di sekitar pasar Xinfadi Beijing sama dengan virus yang lazim di Eropa.
Penelitian ini ditemukan pada 29 persen sampel secara global. Menurut data dari tim Zhang Wenhong (张文宏) yang dirilis Senin lalu (6/7/2020), virus yang membawa strain yang bermutasi menjadi virus global dominan itu sudah ada jauh sebelum Maret 2020, terhitung kurang dari 10 persen dari urutan virus global.
Tetapi setelah menyebar dari Eropa ke Amerika Utara, Amerika Selatan kemudian Asia, proporsi melonjak hingga 70 persen dalam tiga bulan terakhir dan mencapai 90 persen pada akhir Juni 2020.
Meski tidak ada bukti, kekhawatiran akan jenis virus yang dianggap menular itu pun telah berkembang dalam masyarakat Tiongkok, khususnya Beijing. Melalui akun Weibo (微博) pribadinya, Zhang Wenhong (张文宏) meyakinkan masyarakat bahwa kasus impor COVID-19 di Beijing berada dibawah kendali karena langkah-langkah anti-pandemi yang cepat menghentikan infeksi virus kembali berkembang di Tiongkok.
Mengenai pengaruh mutasi virus dominan D614G terhadap keefektifan vaksin, Zhang Hongtao (张洪涛), seorang peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Pennsylvania (宾夕法尼亚大学), mengatakan vaksin yang sedang dikembangkan akan tetap efektif walaupun strain virus telah bermutasi, karena laju mutasi virus lambat.
Dalam penelitiannya, tidak ada bukti yang cukup untuk menunjukkan bahwa galur mutan D614G akan mempengaruhi penelitian dan pengembangan vaksin. (*)
Advertisement