Perkembangan Vaksin COVID-19 Di Tiongkok, AS, dan Eropa - Image from Gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
Beijing, Bolong.id – Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), saat ini setidaknya ada 142 vaksin COVID-19 yang sedang dikembangkan para peneliti di seluruh dunia. WHO mengkonfirmasi bahwa 13 dari kandidat vaksin sedang menjalani uji klinis dan 129 sedang dalam tahap penelitian pra-klinis. Perkembangan vaksin COVID-19 yang dilakukan di beberapa negara telah menunjukkan hasil yang berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut.
Di Tiongkok, vaksin vektor adenovirus yang dikembangkan oleh perusahaan CanSino Biologics (康希诺生物股份公司) bekerja sama dengan Institut Bioteknologi dari Akademi Ilmu Kedokteran Militer, Akademi Ilmu Pengetahuan Militer Tiongkok (中国军事科学院军事医学研究院生物工程研究所), uji coba klinis fase I telah dilakukan pada bulan Mei lalu dan terbukti aman terhadap manusia. Dari 108 sampel darah orang dewasa yang divaksinasi, sebagian besar sampel menghasilkan antibodi penawar dan respon sel-T terhadap virus COVID-19. Sementara, vaksin CoronaVac yang dikembangkan oleh perusahaan Sinovac Research & Development Co., Ltd. (北京科兴中维生物技术有限公司) juga telah memulai uji coba klinis fase II pada bulan Mei lalu. Menurut laporan Reuters, perusahaan tersebut telah menerima US$ 15 juta (sekitar 213,3 miliar rupiah) dari dua investor untuk proyek penelitian dan pengembangan vaksin CoronaVac.
Di Amerika Serikat (AS), vaksin mRNA-1273 yang dikembangkan oleh perusahaan Modena Amerika Serikat telah memulai uji coba klinis fase I pada bulan Maret lalu. Awal bulan Juni ini, peneliti Angkatan Darat AS mengumumkan bahwa vaksin COVID-19 yang baru dikembangkan diperkirakan akan masuk ke dalam uji klinis manusia dalam beberapa minggu ke depan. Bulan Juni ini, peneliti militer di Walter Reed Army Institute Amerika Serikat juga telah mengidentifikasi jenis vaksin prototipe, dan uji coba vaksin diperkirakan akan dimulai di Washington pada bulan Juli, sementara vaksinasi akan dimulai pada bulan September 2020 mendatang. Pada bulan Mei lalu, vaksin INO-4800 yang dikembangkan oleh Inovio Pharmaceuticals, AS, merilis data studi pra-klinis dan vaksin tersebut diharapkan masuk uji klinis fase I paling lambat akhir Juni, dan uji klinis fase II dan fase III akan dilakukan pada bulan Juli dan Agustus 2020. Sementara vaksin NVX-CoV2373 yang dikembangkan oleh Novavax Amerika Serikat melakukan uji coba klinis fase I pada bulan Mei lalu dan fase II akan segera dimulai berdasarkan efektivitas uji coba fase I.
Di Eropa, pada pekan lalu, kandidat vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh perusahaan vaksin Jerman telah disetujui untuk melakukan uji klinis fase I dengan partisipan sebanyak 168 orang. Sementara, pada awal bulan Juni ini, vaksin AZD 1222 yang dikembangkan oleh AstraZeneca Pharmaceutical, perusahaan Inggris-Swedia bekerja sama dengan Institut Jenner, Universitas Oxford dan Grup Peneliti Vaksin Oxford, akan menyediakan hingga 400 juta vaksin ke negara-negara Uni Eropa. Sebelumnya, pada bulan April lalu, vaksin AZD 1222 telah melewati uji coba klinis fase I dan fase II dengan partisipan mencapai lebih dari seribu orang di Inggris Selatan, dan menunjukkan hasil yang menjanjikan. Melansir laman news.cctv.com, AstraZeneca Pharmaceutical mengkonfirmasi bahwa mereka telah menerima lebih dari US$ 1 miliar (sekitar 14,5 triliun rupiah) dana dari Badan Penelitian dan Pengembangan Lanjutan Biomedis AS untuk penelitian dan pengembangan, produksi, dan pengiriman vaksin AZD 1222 mulai musim gugur ini.*
Advertisement