Masing-masing dari 10 buku berfokus pada satu karakter China. Serial tersebut diterbitkan pada hari Minggu - Image from China Daily
Beijing, Bolong.id - Zeng Zhenyu, pakar bahasa Tiongkok yang mempelajari bahasa Tiongkok selama lebih dari tiga dekade, mengatakan, karakter Tiongkok membawa baik pemikiran filosofis maupun gen budaya dalam gambar dan maknanya, berkat evolusi mereka selama ribuan tahun.
Misalnya, karakter "仁 (rén)" yang artinya "kebajikan", tertulis di atas tulang ramalan berbentuk satu orang di kiri dan dua guratan horizontal di sisi kanan, yang menunjukkan semacam hubungan antar manusia, kata Zeng, seorang profesor di Institut Lanjutan Studi Konfusianisme di Universitas Shandong.
"Kemudian pada Periode Negara Berperang (475-221 SM), digunakan untuk membuat frase dengan '义 (yì)' yang berarti kebenaran, untuk menciptakan lebih banyak makna," kata Zeng.
Untuk berbagi esensi karakter "仁 (rén)", Zeng menulis sebuah buku yang menggunakan 200.000 kata untuk menganalisis karakter sepanjang sejarahnya, membahas pemikiran filosofis yang diwakili olehnya pada waktu yang berbeda.
Buku itu adalah satu dari 10 volume berjudul Karakter Tiongkok, diterbitkan pada Minggu (22/11/20). Zeng adalah pemimpin redaksi volume.
Karakter Cina "仁" tertulis di tulang ramalan - Image from China Daily
Sembilan buku lainnya masing-masing fokus pada satu karakter, termasuk "孝 (xiào)" dan "礼 (lǐ)", yang masing-masing berarti kesalehan dan kesopanan. Setiap buku berisi sekitar 200.000 kata dan ilustrasi untuk menunjukkan perubahannya.
Mengingat isi volume, yang membutuhkan banyak penelitian tentang asal-usul karakter, perubahan mereka dan pemikir utama serta peristiwa yang terkait dengan karakter selama setiap dinasti, 10 buku pertama ditulis oleh para ahli yang berbeda dari universitas dan akademi, serta memakan waktu 8 tahun untuk menyelesaikannya.
Zeng mengatakan mereka akan menerbitkan 90 buku lagi selama 20 tahun, dengan setiap buku berfokus pada satu karakter Mandarin.
Buku-buku itu mudah dipahami oleh orang-orang yang baru belajar budaya Tiongkok karena berisi banyak kasus dan cerita, kata Ding Weixiang, seorang profesor Fakultas Filsafat dan Pemerintah Universitas Normal Shaanxi.
"Pembaca dapat melihat perkembangan orang Tiongkok melalui evolusi karakter," kata Ding, sebagaimana dilansir dari China Daily. (*)
Advertisement