Kelompok Uighur Desak IOC Pertimbangkan Lokasi Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 - Image from Gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami.
Geneva, Bolong.id - Kelompok terbesar etnis Uighur yang diasingkan telah meminta Komite Olimpiade Internasional (IOC) untuk mempertimbangkan kembali penyelenggaraan Olimpiade Musim Dingin 2022 di Beijing, mengutip apa yang dikatakan sebagai bukti kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan di wilayah Xinjiang Tiongkok.
IOC, yang dihubungi tentang pengajuan oleh Kongres Uighur Dunia, yang menggunakan ejaan Uighur itu, mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada Reuters, mereka "harus tetap netral dalam semua masalah politik global". Dikatakan telah menerima jaminan dari otoritas pemerintah Tiongkok "bahwa prinsip-prinsip Piagam Olimpiade akan dihormati dalam konteks Olimpiade".
Kementerian Luar Negeri Tiongkok, dalam menanggapi Reuters, menuduh Kongres Uighur Dunia memiliki "banyak hubungan dengan organisasi teroris". Dikatakan bahwa "pernyataan konyol kelompok itu tidak layak dibantah" dan menambahkan bahwa persiapan untuk Olimpiade Musim Dingin berjalan dengan lancar.
Para ahli PBB memperkirakan lebih dari satu juta orang Uighur dan Muslim Turki lainnya telah ditahan selama beberapa tahun di kamp-kamp di wilayah barat yang jauh.
Tiongkok membantah penganiayaan terhadap kelompok minoritas tersebut dan mengatakan kamp-kamp yang menampung banyak orang Uighur memberikan pelatihan kejuruan dan dibutuhkan untuk melawan ekstremisme.
Dolkun Isa, presiden Kongres Uighur Dunia, mengatakan dalam sebuah pernyataan, mereka telah mengajukan keluhan resmi kepada komisi etika IOC pada Kamis (13/8/20).
Dinyatakan bahwa IOC telah “bertindak melanggar Piagam Olimpiade dengan gagal mempertimbangkan kembali penyelenggaraan Olimpiade 2022 di Beijing menyusul bukti yang dapat diverifikasi dari genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang terjadi terhadap Uighur dan Muslim Turki lainnya oleh Republik Rakyat Tiongkok”.
Pengaduan tersebut, yang diajukan oleh pengacara yang berbasis di London Michael Polak, termasuk bukti yang mengatakan, kejahatan terhadap kemanusiaan sedang terjadi seperti sterilisasi massal, penahanan sewenang-wenang di kamp-kamp interniran dan penyiksaan. (*)
Advertisement