Lama Baca 3 Menit

Analis: WeChat Bisa Selamatkan Bisnis Multinasional AS yang Melemah

15 August 2020, 10:39 WIB

Analis: WeChat Bisa Selamatkan Bisnis Multinasional AS yang Melemah-Image-1

WeChat - Image from Global Times

Tiongkok, Bolong.id - Presiden Asosiasi Digital Tiongkok-UE, Luigi Gambardella mengatakan, hubungan buruk Tiongkok-AS bakal berpengaruh negatif terhadap perusahaan multinasional AS, jika mereka dipaksa putus hubungan dengan WeChat (微信), aplikasi raksasa teknologi Tiongkok yang dikembangkan Tencent (腾讯).

Sebab, harapan perusahaan multinasional AS untuk meningkatkan penjualan di pasar Tiongkok pun jadi berkurang.

Dilansir dari Global Times, perusahaan besar AS termasuk Starbucks, Nike, dan Walmart sekarang mengandalkan pemulihan ekonomi Tiongkok dan konsumsi ritel setelah gangguan dari pandemi COVID-19. Salah satu saluran pemasaran utama mereka adalah WeChat (微信).

Di era internet seluler, WeChat (微信) tidak hanya penting bagi orang Tiongkok dan mereka yang ingin tetap berhubungan dengan orang-orang di Tiongkok, tetapi juga secara teratur digunakan oleh semakin banyak perusahaan internasional yang mengandalkan akun resmi dan program mini WeChat (微信).

"Hal ini digunakan untuk terlibat dengan konsumen Tiongkok dan menjual produk dan layanan di pasar Tiongkok yang menguntungkan," kata Luigi Gambardella, pendiri dan presiden Asosiasi Digital Tiongkok-UE.

Jumlah pengguna Program Mini Walmart di WeChat (微信) mencapai 70 juta pada Juli 2020, dan perusahaan mengeluarkan kupon hingga CNY1.888 atau sekitar Rp4 juta melalui program tersebut kepada konsumen menjelang festival belanja yang jatuh pada 8 Agustus 2020.

Raksasa restoran kopi AS, Starbucks meluncurkan program mini barunya pada Juni 2020, yang memungkinkan para pecinta kopi di Tiongkok untuk memesan pengiriman. 

Penjualannya di Tiongkok turun 19 persen pada kuartal ketiga, tapi itu lebih baik daripada penurunan 41 persen dalam penjualan AS dan penurunan 40 persen dalam penjualan global, menurut laporan keuangan kuartal ketiga pada Juli 2020.

Jumlah pengguna aktif bulanan WeChat (微信) melebihi 1,2 miliar pada 30 Juni 2020, naik 6,5 persen YoY.

"Jika pelarangan menjadi larangan keras, artinya jika pelarangan tersebut juga memengaruhi akun WeChat (微信) perusahaan AS yang terdaftar di Tiongkok, maka dampaknya akan jauh lebih penting.” 

“Dalam hal ini, akan menjadi masalah besar bagi perusahaan dari semua sektor dari Starbucks dan Nike, yang menggunakan WeChat (微信) sebagai sarana utama untuk terhubung dengan pelanggan Tiongkok mereka,” kata Luigi kepada Global Times pada Jumat (15/8/2020).

WeChat (微信) akan dilarang di bulan September 2020 mendatang. Presiden AS, Donald Trump melarang perusahaan atau individu AS melakukan transaksi dengan WeChat (微信).