Lama Baca 5 Menit

Tiongkok : Menjaga Multilateralisme Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah Inti

10 May 2021, 13:58 WIB



Tiongkok : Menjaga Multilateralisme Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah Inti-Image-1

Ilustrasi gedung PBB - Image from Barry Tuck via Shutterstock

Bolong.id – Atas inisiatif Tiongkok, sebagai Ketua bergilir Dewan Keamanan PBB bulan ini, Dewan Keamanan mengadakan pertemuan tingkat tinggi pada tanggal 7 Mei tentang Menjaga Perdamaian dan Keamanan Internasional. Misinya adalah Menjaga Multilateralisme dan Sistem Internasional dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai Inti. Para menteri luar negeri dan wakil menteri luar negeri lebih dari sepuluh negara menghadiri pertemuan tersebut. Dalam pidatonya, para delegasi menyampaikan bahwa dalam situasi saat ini, komunitas internasional harus memperkuat solidaritas dan kerja sama, terus mematuhi tujuan dan prinsip Piagam PBB, bahu membahu menangani tantangan global seperti pandemi covid-19 dan perubahan iklim, menjaga perdamaian internasional. 

Dilansir dari People’s Daily pada Senin (10//5/2021), Volkan Bozkır mengatakan pada pertemuan itu bahwa,"Saya mendesak semua negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa, termasuk anggota Dewan Keamanan, untuk terus patuh terhadap Piagam PBB. Ini adalah inti dari tatanan internasional berbasis aturan. Multilateralisme yang kuat dan efektif berdasarkan tujuan dan prinsip Piagam PBB. Hukum dan keadilan internasional adalah fondasi keamanan, stabilitas, perdamaian dan kemakmuran. Terlepas dari ukuran negaranya, sistem multilateral menguntungkan kita semua," katanya. Multilateralisme memainkan peran penting dalam mendorong dialog dan kepercayaan, serta menanggapi tantangan keamanan seperti terorisme dan proliferasi senjata. "Ini memberikan kerangka kerja bagi negara-negara untuk menyelesaikan sengketa secara damai tanpa paksaan."

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov mengatakan dalam pidatonya bahwa tema perlindungan multilateralisme dan sistem internasional dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai intinya tidak diragukan lagi lebih relevan daripada sebelumnya dan perlu mendapat perhatian terus menerus dari Dewan Keamanan PBB. Dunia berada pada titik balik dalam pembangunan, dan struktur tata kelola global yang dibentuk setelah Perang Dunia Kedua sedang diuji dengan sangat ketat. Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah tulang punggung tatanan internasional dan platform utama untuk pemerintahan global. Rusia percaya bahwa mengejar totaliterisme dalam urusan global tidak dapat diterima. Dunia saat ini membutuhkan kemitraan dan kerja sama yang nyata, dan multilateralisme yang nyata. Rusia akan terus menegakkan otoritas Perserikatan Bangsa-Bangsa dan mendukung statusnya sebagai pusat multilateralisme.

Menteri Luar Negeri Meksiko, Marcelo Ebrard mengatakan bahwa, “Multilateralisme bukan hanya pilihan, tetapi juga kebutuhan. Tidak ada organisasi atau mekanisme internasional yang memiliki daya tarik, legitimasi, dan pengaruh yang begitu kuat seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa. Hanya melalui dialog, saling pengertian, kerja sama dan persatuan di antara bangsa-bangsa, akan dapat dibangun perdamaian yang langgeng." Meksiko sekali lagi menyerukan kepada semua pihak untuk memelihara saluran terbuka untuk dialog, meningkatkan rasa saling percaya, dan menjaga otoritas dan efektivitas mekanisme multilateral.

Menteri Luar Negeri Vietnam, Bùi Thanh Sơn, menyatakan bahwa multilateralisme memberikan solusi terbaik untuk tantangan global yang tak ada habisnya seperti perubahan iklim, proliferasi senjata pemusnah massal, kejahatan internasional, dan wabah covid-19. Tantangan tersebut hanya dapat diselesaikan melalui kerjasama multilateral yang kuat. "Hanya dengan persatuan kita bisa lebih kuat; hanya dengan persatuan kita bisa membuat kemajuan."

Menteri Luar Negeri Irlandia, Simon Coveney menunjukkan bahwa multilateralisme sangat diperlukan untuk mewujudkan tujuan dan prinsip Piagam PBB serta menjaga perdamaian dan keamanan dunia. Tidak ada badan internasional lain yang memiliki universalitas dan keterwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Jika kita tidak menganut multilateralisme, kemitraan, dan kerja sama global umat manusia akan jatuh ke dalam permainan zero-sum. "Demi kesejahteraan setiap negara, kami memiliki tanggung jawab kolektif untuk memperkuat dan memelihara otoritas Perserikatan Bangsa-Bangsa dan menegakkan multilateralisme." 


Informasi Seputar Tiongkok