Penduduk China Menggunakan Masker Saat Berpegian - Image from Dari berbagai sumber
Jakarta, Bolong.id- Panel pakar yang ditugasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengkritik Tiongkok dan negara lain karena tidak bergerak cepat untuk membendung wabah awal virus corona, serta mempertanyakan apakah WHO seharusnya menandai pandemi lebih cepat.
Dalam laporan yang dipublikasikan media, Senin (18/1/21), panel yang dipimpin mantan presiden Liberia, Ellen Johnson Sirleaf dan mantan perdana menteri (PM) Selandia Baru Helen Clark menyatakan, adanya kesempatan yang hilang untuk mengatur langkah kesehatan publik secara mendasar secepatnya.
“Bagi panel yang jelas adalah langkah kesehatan publik bisa diterapkan lebih tegas oleh otoritas kesehatan nasional dan lokal di Tiongkok pada Januari 2020, tidak lama setelah virus corona mulai membuat sakit sekelompok orang,” sebut laporan panel tersebut.
Panel juga menyebutkan bukti kasus-kasus di negara lain pada akhir Januari, bahwa langkah kesehatan masyarakat seharusnya dilakukan secepatnya di setiap negara dengan kemungkinan kasus. “Tapi mereka tidak (melakukan itu),” katanya.
“Kenyataannya adalah hanya sebagian kecil negara yang memanfaatkan sepenuhnya informasi yang tersedia bagi mereka untuk menanggapi bukti pandemi yang muncul,” sebut panel tersebut.
Para ahli juga mempertanyakan alasan WHO tidak segera mengumumkan status darurat kesehatan masyarakat global lebih cepat sebagai peringatan tertinggi. Badan kesehatan PBB itu menggelar komite darurat pada 22 Januari, tapi tidak mengkategorikan pandemi sebagai keadaan darurat internasional sampai seminggu kemudian.
Saat itu, WHO menyatakan komite pakar terpecah tentang situasi keadaan darurat global.
“Satu lagi pertanyaan adalah apakah itu akan membantu jika WHO menggunakan kata pandemi lebih awal dari sebenarnya,” kata panel tersebut.
WHO tidak menyebut wabah Covid-19 sebagai pandemi sampai 11 Maret atau beberapa minggu setelah virus mulai menyebabkan wabah eksplosif di banyak benua. (*)
Visco Joostensz/Penulis
Advertisement