Pameran Wuling di Indonesia
Beijing, Bolong.id - Wuling serta beberapa perusahaan otomotif Tiongkok, diketahui siap menggelontorkan investasi yang lebih besar di pasar Indonesia melalui pengembangan mobil energi baru.
Dilansir dari Indonesia.postsen.com pada Jumat (16/09/22), menurut Wakil Manajer Umum PT SGMW Motor Indonesia, Han Dehong mengatakan bahwa pemerintah Indonesia sedang mendorong Indonesia menjadi peserta penting dalam memajukan industri mobil energi baru. Selain itu, Indonesia juga telah menetapkan pengembangan industri mobil energi baru sebagai salah satu bidang prioritas dengan menerbitkan sejumlah kebijakan pendukung.
Han menambahkan bahwa SGMW memilih Indonesia sebagai tempat peluncuran Air EV, yang akan memasuki pasar global, karena prospek pasar Indonesia yang menjanjikan.
Dalam satu bulan terakhir, SGMW Motor Indonesia (Wuling), anak perusahaan lokal milik SAIC-GM-Wuling (SGMW) di Indonesia, sedang berupaya penuh untuk memproduksi Air EV, model mobil energi baru yang diluncurkan pada awal Agustus lalu.
Setelah memasuki pasar Indonesia selama satu bulan, pesanannya di Tiongkok sudah melampaui 2.500 unit dan pesanan baru masih menunggu dua bulan untuk dapat diserahkan.
Pada Juli 2017, basis produksi Wuling di Bekasi, yang pembangunannya memakan waktu 22 bulan dengan nilai investasi mencapai 1 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp14.953), secara resmi mulai beroperasi. Kini, basis produksi tersebut sudah menjadi kawasan industri otomotif berfungsi lengkap yang memadukan sistem rantai pasokan, produksi dan layanan penjualan.
Seiring dengan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP) mulai diterapkan di Indonesia, akan semakin banyak peluang perdagangan yang didatangkan ke Tiongkok dan impor-ekspor Indonesia akan lebih ditingkatkan.
Para pebisnis yakin bahwa RCEP akan lebih mengoptimalkan lingkungan investasi Indonesia dan menarik lebih banyak perusahaan Tiongkok untuk menanam modal di Tiongkok.
SGMW adalah salah satu perusahaan yang akan menuai manfaat dari RCEP, karena sejumlah suku cadang untuk Air EV perlu diimpor dari Tiongkok ke Indonesia untuk proses perakitan dan produksi selanjutnya.
Setelah RCEP diberlakukan, perizinan bea cukai akan disederhanakan dan tarif bea cukai pun akan dikurangi.
Han juga menjelaskan bahwa SGMW akan memperluas investasi dan kapasitas produksi di Indonesia pada waktu yang tepat, berdasarkan situasi pasar lokal.
SGMW bukan satu-satunya perusahaan Tiongkok yang berencana memperluas investasi di Indonesia. PT Kawasan Industri Terpadu Indonesia Tiongkok yang terletak di pusat koridor ekonomi Jakarta-Bandung dan program tahap pertamanya yang mencakup area seluas 205 hektare telah beroperasi lancar.
Kawasan industri itu dikelola oleh Guangxi State Farms Group Co., Ltd, yang tengah menjalankan proses untuk mendapatkan perizinan perluasan tahap kedua, yang mencakup lahan seluas 300 hektare.
Sejauh ini, Guangxi State Farms Group Co., Ltd. mengucurkan dana sebesar 1,437 miliar Yuan untuk pembangunan kawasan industri tersebut dan kawasan itu berhasil menarik lebih dari 50 perusahaan untuk beroperasi di areanya.
Wakil Manajer Umum Guangxi State Farms Group Co., Ltd, Huang Yonghua menjelaskan bahwa Tiongkok dan Indonesia memiliki pasar konsumsi yang sangat besar. Berlakunya RCEP dan pembangunan kawasan industri tahap kedua akan berarti peningkatan penting bagi PT Kawasan Industri Terpadu Indonesia Tiongkok. Proyek itu akan berupaya membangun platform baru bagi perusahaan mancanegara yang ingin memasuki Indonesia.
Pada akhir Juni tahun ini, Silk Road Fund yang didanai bersama oleh Valuta Asing Tiongkok, China Investment Corporation, Bank Impor-Ekspor Tiongkok, dan China Development Bank menandatangani sebuah perjanjian kerangka investasi dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan menjalin kemitraan strategis yang saling menguntungkan dalam jangka panjang.
Seorang pejabat senior di Silk Road Fund menyatakan pihak Tiongkok dan Indonesia akan memanfaatkan keunggulan masing-masing dalam pemahaman pasar, sumber daya domestik, seleksi proyek, dan manajemen serta investasi proyek, dan bersama-sama mendorong kerja sama investasi serta meningkatkan perkembangan sosial-ekonomi dan konektivitas bilateral maupun multilateral. Sejumlah proyek utama yang meningkatkan penghidupan warga setempat dan perkembangan setempat akan diprioritaskan.
Silk Road Fund berniat mengucurkan dana sebesar 20 miliar Yuan (sekitar Rp42 Triliun) atau mata uang asing yang nilainya setara untuk bekerja sama dengan BKPM demi mengembangkan peluang investasi. (*)
Informasi Seputar Tiongkok
Advertisement