Lama Baca 4 Menit

Hati-hati, Perokok Lebih Rentan Kena COVID-19

23 April 2020, 22:04 WIB

Hati-hati, Perokok Lebih Rentan Kena COVID-19-Image-1

merokok - Image from : gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Saat ini, tidak ada data yang dapat membuktikan bahwa perkokok lebih rentan pada COVID-19. Pada awal merebaknya COVID-19 di Tiongkok, ada sebuah survei mengenai karakteristik epidemiologis orang yang terinfeksi COVID-19, yang dipimpin oleh akademisi Zhong Nanshan (钟南山): Perokok, mantan perokok dan non-perokok semua sudah dianalisis secara statistik. Namun jumlah sampel yang ada hanya 1000 orang saja, dan dari data tersebut ditunjukkan bahwa hanya terdapat 158 perokok dan mantan perokok. Proporsi ini tidaklah tinggi, dan tampaknya merupakan contoh sebuah perbandingan. Berdasarkan data itu, dapat disimpulkan bahwa perokok tidak mudah terinfeksi oleh COVID-19. Bagaimanapun, jumlah sampel statistik tersebut tergolong sedikit dan tidak ada dukungan analisis data lainnya.

Jika digabungkan dengan hasil penelitian lain yang terkait, kita dapat melihat bahwa COVID-19 umumnya mudah menular ketika kita sedang berada di keramaian. Karena itu, baik perokok maupun non-perokok harus memperhatikan risiko terinfeksi COVID-19. Semoga akan ada lebih banyak penelitian seperti ini di masa yang akan datang, untuk meneliti proporsi perokok dan non-perokok yang terinfeksi COVID-19, sehingga kita dapat benar-benar memahami, apakah ada hubungan yang nyata antara kerentanan perokok dengan COVID-19.

Selain itu, mengenai kerentanan COVID-19 terhadap perokok, kita juga harus mempertimbangkan dampak merokok pada kesehatan paru-paru, penurunan kekebalan tubuh dan aspek-aspek lainnya, kami percaya bahwa akan ada lebih banyak penelitian untuk membuktikan hal ini.

Apakah perokok memiliki proporsi penyakit kritis yang lebih besar setelah mereka terinfeksi COVID-19?

Dewasa ini, Tiongkok masih merujuk pada makalah dan penelitian yang ada sebelumnya. Menurut data penelitian dari makalah tersebut, dalam 1099 kasus, terdapat 927 kasus dengan orang yang tidak pernah perokok dan 134 kasus dalam kondisi kritis, sehingga proporsinya menjadi 134/927 yaitu 14,45%. Sedangkan pada kelompok yang memiliki riwayat merokok, proporsinya adalah 38/159 yaitu 23,89 %. Menurut data ini, kelompok perokok cenderung menjadi sakit kritis.

Tentu saja, dalam data ini, seberapa tinggi proporsi pasien usia lanjut, penyakit-penyakit kardiovaskular, obstruksi paru kronis, dan komplikasi lainnya juga perlu diklarifikasi lebih lanjut. Saat ini, situasi pandemi COVID-19 sedang dilawan dengan sekuat tenaga. Kita harus berharap bahwa dalam penelitian-penelitian berikutnya, kita dapat menghitung dan menganalisa seberapa tinggi proporsi perokok yang berkembang menjadi sakit kritis dan kemudian bisa mendapatkan kesimpulan yang lebih jelas dengan menghilangkan pengaruh stratifikasi usia dan penyakit kronis lainnya.