Tes pengujian asam nukleat - Image from medcom.id
Bolong.id - Karena wabah yang parah di Indonesia, permintaan pengujian asam nukleat juga meningkat secara signifikan, di antaranya nilai CT dalam laporan pengujian asam nukleat akhir-akhir ini menjadi topik hangat di kalangan masyarakat. Andi Utama, direktur laboratorium Kalbe Farma, biro kesehatan dalam negeri, menjelaskan terkait kandungan nilai CT tersebut.
Dilansir dari Medcom.id pada (07/07/2021) Andi mengatakan, nama lengkap dari nilai CT tersebut adalah “cycle number threshold”, yang merupakan indikator penting bagi pendeteksi asam nukleat virus PCR untuk mengukur kandungan virus. Karena pendeteksi asam nukleat perlu mengamplifikasi gen virus manusia untuk mendeteksi virus, virus diperkuat Jumlah siklus disebut nilai CT. Nilai normal adalah dalam 11-40. Semakin tinggi nilai CT, semakin banyak siklus virus perlu dideteksi. Ini juga berarti bahwa konten virus kurang. Sebaliknya, semakin rendah nilai CT, semakin tinggi konsentrasi virus dan semakin mudah untuk mendeteksi virus.
Andi mengatakan besar kecilnya nilai CT hanya sebatas kandungan virus dalam sampel yang diambil, bukan total kandungan virus dalam tubuh manusia. Oleh karena itu, jelas bahwa nilai CT saja tidak dapat menentukan berat dan menularnya infeksi pasien, apalagi status kekebalan tubuh manusia. Namun, nilai CT dapat digunakan oleh dokter untuk mempertimbangkan pengobatan mana yang harus dilakukan pasien. Selanjutnya ada pertimbangan tambahan untuk menilai apakah pasien menjadi lebih baik, tetapi premisnya adalah bahwa nilai CT yang diukur dengan detektor asam nukleat yang sama harus digunakan untuk perbandingan.
Andi menuturkan, “Jadi nilai CT bisa dijadikan parameter bagi dokter untuk memeriksa pasien. Misalnya saat pasien masuk rumah sakit, nilai CT saat itu sangat rendah, menandakan pasien sudah banyak minum obat. Virus pada sampel uji Nilai CT meningkat pada saat pengujian, artinya virus pada sampel uji pasien mengalami penurunan, kemudian pengujian akan dilanjutkan hingga negatif, sehingga hal ini dapat dijadikan sebagai salah satu parameter untuk menentukan apakah pasien sudah membaik."
Andi mengatakan selama ini belum ada standar yang konsisten berapa nilai CT dalam pendeteksian asam nukleat dan apakah baik atau buruk, karena standar nilai siklus masing-masing detektor asam nukleat berbeda, dan nilai CT yang diperoleh sulit untuk ditentukan.
Terakhir, Andi juga mengingatkan masyarakat untuk tidak menganalisis nilai CT dalam laporan uji asam nukleat dengan mudah sekaligus mencegah pandemi secara ketat, agar tidak menimbulkan tekanan psikologis atau kesalahpahaman yang tidak perlu, harus dianalisis oleh dokter profesional atau orang yang berlatar belakang medis. (*)
Advertisement