Lama Baca 3 Menit

Kapal Kargo Indonesia Membawa Feronikel dari Sulawesi Tenggara ke China

21 January 2022, 14:22 WIB

Kapal Kargo Indonesia Membawa Feronikel dari Sulawesi Tenggara ke China-Image-1

Kapal Kargo Membawa Feronikel, Berlayar Dari Provinsi Sulawesi Tenggara ke China - Image from chinanews.com

Bolong.id - Kapal kargo yang membawa batch pertama 13.677 ton feronikel produksi Judun Nickel Company Indonesia berlayar dari Provinsi Sulawesi Tenggara ke Tiongkok pada tanggal 20 Januari kemarin.

Dilansir dari chinanews.com pada Kamis (20/1/2022), ini merupakan batch pertama produk feronikel yang diproduksi Judun Nickel setelah Presiden RI Joko Widodo menghadiri acara commissioning Judun Nickel pada Desember lalu. Pada hari yang sama, Presiden Joko Widodo meninjau Delong Industrial Park yang didanai Tiongkok di mana Judun Nickel berada. Presiden menekan tombol yang menandai dimulainya produksi resmi Judun Nickel dan menandatangani piagam peringatan produk feronikel pertama.

Kapal Kargo Indonesia Membawa Feronikel dari Sulawesi Tenggara ke China-Image-2

Image from chinanews.com

Judun Nickel Industry, terletak di Morowali Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara. Diinvestasikan dan dibangun oleh Perusahaan Industri Nikel Jiangsu Delong China dan dilengkapi dengan fasilitas tambahan seperti pembangkit listrik dan dermaga sendiri.

Kapal Kargo Indonesia Membawa Feronikel dari Sulawesi Tenggara ke China-Image-3

Image from chinanews.com

Presiden Joko Widodo memuji proyek tersebut karena membawa nilai tambah industri ke Indonesia. Menciptakan lapangan kerja, serta menciptakan peluang pengembangan bagi usaha kecil, menengah dan mikro. Presiden Joko Widodo juga mengatakan pembangunan smelter Judun Nickel di Indonesia sangat meningkatkan nilai tambah industri nikel Indonesia. Nilai tambah pengolahan bijih nikel menjadi feronikel meningkat 14 kali lipat, dan jika diolah kembali menjadi stainless steel nilai tambah meningkat 19 kali lipat.

Indonesia adalah negara dengan cadangan bijih nikel laterit paling melimpah dan produksi terbesar di dunia. Total cadangan bijih nikel lateritnya mencapai hampir 20% dari total dunia. Ekspor produk mineral selalu menyumbang bagian yang signifikan dari ekspor negara.

Dalam beberapa tahun terakhir, Presiden Joko Widodo telah mempromosikan larangan ekspor bijih mentah, yang bertujuan untuk meningkatkan Indonesia dari pemasok bahan mentah menjadi pengolah sumber daya mineral. Sehingga dapat meningkatkan nilai tambah produk mineral dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja lokal.

Kapal Kargo Indonesia Membawa Feronikel dari Sulawesi Tenggara ke China-Image-4

Image from chinanews.com

Saat ini karena banyaknya investasi perusahaan Tiongkok, Indonesia yang hanya bisa mengekspor bijih nikel mentah dan mengekspor stainless steel menjadi US$20,8 miliar (sekitar 300 trilliun rupiah) pada 2021. Presiden Joko Widodo menyebutnya sebagai lompatan besar bagi perekonomian Indonesia.

Di antaranya, Delong Industrial Park yang merupakan proyek kunci dari "Belt and Road" yang dibangun bersama oleh Tiongkok dan Indonesia dan proyek strategis nasional Indonesia. Mulai dibangun pada tahun 2014 dan kini telah menyelesaikan tiga fase. Pangkalan Kendari telah berproduksi 42 lini produksi feronikel, 3 pembangkit listrik, 3 lini produksi billet stainless steel. (*)


Informasi Seputar Tiongkok