Paus Fransiskus - Image from Global Times
Vatikan, Bolong.id - Pembaruan perjanjian uskup untuk sementara waktu antara Tiongkok dan Vatikan tidak hanya mencerminkan momentum kuat pengangkatan uskup, tetapi juga membawa kepentingan khusus Takhta Suci untuk memajukan hubungan dengan Tiongkok, meskipun Vatikan menghadapi tekanan untuk membatalkan kesepakatan itu, kata pengamat.
Media Italia Corriere della Sera melaporkan bahwa Tiongkok dan Vatikan akan mengumumkan pembaruan perjanjian uskup pada Kamis (22/10/20), yang sebelumnya ditandatangani pada September 2018. Demikian dilansir dari Global Times, Selasa (20/10/2020).
Meskipun tidak ada pengumuman resmi yang dibuat, pengamat yang memperhatikan masalah tersebut mengatakan bahwa mereka yakin tentang pembaruan tersebut, meskipun tekanan Vatikan untuk menangguhkan kesepakatan itu meningkat.
Tiongkok dan Vatikan telah melakukan dialog, dan perjanjian sementara tetap menjadi dasar yang kuat untuk melanjutkan dialog, kata Antonio Spadaro, seorang imam Yesuit Italia dan pemimpin redaksi La Civiltà Cattolica, sebuah terbitan berkala yang berbasis di Roma
Pembaruan perjanjian tersebut akan mengirim Gereja Katolik Tiongkok sebuah sinyal yang jelas bahwa Vatikan sedang mengupayakan perkembangan yang sehat di Tiongkok, Zhan Silu, wakil ketua Konferensi Waligereja di Tiongkok dan uskup dari keuskupan Mindong, East Provinsi Fujian China.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo memperingatkan bahwa Paus Fransiskus akan kehilangan "otoritas moralnya" jika dia melanjutkan kesepakatan dengan Tiongkok, menjelang kunjungannya ke Italia dan Vatikan pada September. Tetapi ketika dia tiba di Vatikan, dia disambut dengan sikap dingin dari Paus.
Spadaro mengatakan bahwa tekanan pada Takhta Suci untuk tidak memperbarui perjanjian justru membuat perjanjian itu sangat penting, dan merupakan bukti niat baik bahwa Vatikan bergerak maju dengan keyakinan di sepanjang jalan yang diambil.
Corriere della Sera juga mengindikasikan bahwa jika kesepakatan tersebut berhasil, kedua pihak mungkin dapat menjalin hubungan diplomatik formal dalam waktu dua tahun.
Namun pengamat tetap berhati-hati atas proposal ini. Wang Meixiu, pensiunan ahli yang berspesialisasi dalam studi Katolik di Akademi Ilmu Sosial Tiongkok di Beijing, meragukan apakah Tiongkok dan Vatikan dapat segera mencapai hubungan diplomatik. "Takhta Suci mungkin ingin, karena peduli dengan Gereja ... tetapi Tiongkok memiliki lebih banyak hal untuk diperhatikan."
Dia mengatakan bahwa setelah pembaruan, penerapan perjanjian tersebut dapat menentukan masa depan. Di Tiongkok, calon uskup baru harus dipilih untuk disetujui dan diangkat oleh Paus, kata Wang. "Hal ini selanjutnya dapat meningkatkan kecintaan umat Katolik Tiongkok kepada negara dan Gereja untuk menjadi warga negara yang baik, serta meningkatkan kepercayaan Tiongkok dan Vatikan."
Advertisement