Lama Baca 3 Menit

Kelenteng Surga Neraka di Kota Singkawang

06 February 2022, 17:02 WIB

Kelenteng Surga Neraka di Kota Singkawang-Image-1

Kelenteng Surga Neraka di Kota Singkawang - Gambar diambil dari Internet, jika ada keluhan hak cipta silakan hubungi kami.

Bolong.id – Kelenteng Surga Neraka salah satu ikon Kota Singkawang, Kalimantan Barat. Sejarah Kelenteng Surga Neraka dan fakta uniknya. Kelenteng Surga Neraka Singkawang kerap dikunjungi warga yang mau beribadah dan para pelancong.

Dilansir dari berbagai sumber, Kota Singkawang dijuluki sebagai Kota Seribu Kelenteng.  Sebab, di kota ini memang akan sering ditemui kelenteng untuk ibadah orang-orang Tionghoa.

Namun, salah satu kelenteng yang terkenal adalah Kelenteng Surga Neraka. Kelenteng ini berada di kaki Gunung Pasi di Sempalit, Singkawang Selatan.

Konon, Kelenteng Surga Neraka merupakan Kelenteng tertinggi di Kalimantan Barat. Sebenarnya kelenteng ini memiliki nama Vihara Dharma Suci Mulia dan merupakan sebuah vihara, tempat ibadah orang Buddha. Namun, masyarakat menyebutnya sebagai Kelenteng Surga Neraka. 

Jika ingin berkunjung ke sana, Anda bisa mengendarai kendaraan roda empat atau roda dua. Namun, kondisi jalan memang relatif sempit dan menanjak.

Ketika sampai ke sana, Anda akan menyaksikan dua bangunan vihara yang cukup megah. Bangunan pertama berada di bawah dan bangunan kedua ada di atasnya. Keduanya terlihat megah dan kokoh. Selain itu, juga akan terlihat perpaduan berbagai warna khas Tionghoa, seperti merah, emas, biru, dan wana cerah lainnya.

Sejarah Kelenteng Surga Neraka

Tempat ibadah ini didirikan pada tahun 1960. Disebut sebagai Kelenteng Surga Neraka karena di dalamnya terdapat patung dewa-dewa yang berada di surga dan di neraka.

Selain itu, sumber lain menyebutkan bahwa penamaan Surga Neraka karena di dalam kelenteng terdapat gambaran mengenai kehidupan setelah kematian versi ajaran Taoisme. Ada surga untuk manusia berbakti dan gambaran siksa neraka untuk para pendosa. Penghitungan amal dan dosa juga diilustrasikan melalui persidangan.

Secara keseluruhan, bangunan di vihara ini ada delapan tempat sembahyang. Perbedaan vihara ini dengan vihara lainnya terletak pada dewa yang ada di dalamnya. Di sana ada Dewa Lima Penjuru, Dewi Kuan Im, Raja Langit, dan beberapa dewa lain.

Setiap pendoa harus sembahyang di setiap altar secara berurutan. Untuk memudahkan, di depan setiap altar ada nomor urutan dewa yang didoakan.

Saat memasuki kelenteng, Anda biasanya akan disambut dengan anak tangga yang dialiri air. Hal ini berfungsi untuk membersihkan kaki agar setiap pengunjung masuk dalam keadaan bersih. (*) 


Informasi Seputar Tiongkok