Lama Baca 4 Menit

Ribuan Orang di Australia Tandatangani Petisi Untuk Perizinan Penggunaan Vaksin China

06 September 2021, 10:30 WIB

Ribuan Orang di Australia Tandatangani Petisi Untuk Perizinan Penggunaan Vaksin China-Image-1

Tenaga kesehatan di Australia - Image from BBC

Bolong.id - Ribuan orang di Australia menandatangani petisi yang meminta pemerintah untuk memberikan izin pada vaksin COVID-19 China.

Dilansir dari 北晚新视觉 pada Minggu (05/09/2021), ribuan orang telah menandatangani petisi yang meminta pemerintah Australia untuk memperkenalkan atau mengimpor vaksin COVID-19 buatan China.

Petisi, yang diluncurkan minggu lalu di situs web Parlemen Australia, telah mengumpulkan hampir 8.000 tanda tangan, pada Sabtu pagi.

Kampanye itu dimulai karena "situasi pandemi COVID-19 yang serius di Australia," serta kekurangan vaksin di negara itu, mengutip dari petisi itu.

Vaksin yang dibuat oleh China aman, efektif, dan lebih murah, dan telah dipasok ke jutaan orang di banyak negara dan wilayah lain, katanya.

Pada Sabtu pagi, Australia melaporkan lebih dari 1.750 kasus baru COVID-19 yang didapat secara lokal, hari ketiga berturut-turut untuk jumlah rekor baru.

Sebelumnya dilaporkan mengapa Australia tak kunjung menggunakan vaksin China. Kepala bagian epidemiologi Deakin University, Profesor Catherine Bennett, menjelaskan Australia belum mendapat informasi yang terverifikasi secara independen tentang vaksin China.

"Kita tak dapat melihat adanya transparansi yang sama dalam pengujian vaksin dan tindak lanjutnya", katanya.

Selain itu menurut pengamat politik dari Australia National Universituy Dr Graeme Smith menjelaskan alasan meragukan vaksin China karena adanya tekanan politik terhadap ilmuwan di sana untuk segera mendapatkan hasil. 

"Jika ada kepentingan politik, dengan penekanan bahwa China harus memiliki vaksin yang efektif, tentunya ada dorongan untuk mempercepat proses [pembuatan vaksin]," kata Dr Greame.

Namun, dia menambahkan adanya unsur rasisme dalam liputan negatif di media Barat tentang vaksin China.

"Selain itu, ada kemarahan terhadap China yang dilihat sebagai sumber pandemi tapi tidak mau mengakuinya. Hal itu banyak mewarnai liputan media," ujarnya.

Sementara itu menurut dosen Sydney University Dr Minglu Chen, ada banyak faktor yang mempengaruhi persepsi Barat terhadap vaksin China. Dr Minglu menyebut persaingan politik antara China dan Barat juga berperan.

Penggunaan vaksin China di Indonesia

Baik Sinopharm dan Sinovac, yang telah disetujui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk penggunaan darurat, sudah digunakan di China dan puluhan negara lain di seluruh dunia.

Hingga awal September ini, mayoritas merek vaksin yang Indonesia terima ialah Sinovac sebanyak 181,9 juta dosis, disusul AstraZeneca sebesar 11,5 juta dosis.

Dari 181,9 juta dosis vaksin Sinovac, sebanyak 149,9 juta dosis datang dalam bentuk bulk, 4 juta dalam bentuk setengah jadi (overfill), dan 28 juta dalam bentuk siap digunakan. 

Sedangkan vaksin AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, dan Pfizer yang telah datang seluruhnya dalam bentuk jadi. (*)


Informasi Seputar Tiongkok