Lama Baca 3 Menit

Ingin Gabung dengan OBOR, Taliban Terus Tunjukkan Dukungan Kepada China

08 September 2021, 17:50 WIB

Ingin Gabung dengan OBOR, Taliban Terus Tunjukkan Dukungan Kepada China-Image-1

Zahibullah Mujahid, Juru Bicara Taliban - Image from AP

Bolong.id - Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan bahwa Tiongkok merupakan “mitra paling penting” bagi kelompoknya. Taliban, katanya, juga mendukung inisiatif Tiongkok dalam membangun proyek One belt, One Road (OBOR).

OBOR merupakan jalur yang menghubungkan Tiongkok dengan Afrika, Asia, dan Eropa melalui jaringan pelabuhan, kereta api, jalan, dan kawasan industri yang sangat besar.

Hal itu diungkapkan Zabihullah Muhadid dalam wawancara yang diterbitkan surat kabar Italia La Repubblica pada Kamis, 2 September 2021.

"Tiongkok adalah mitra kami yang paling penting dan mewakili peluang fundamental dan luar biasa bagi kami karena siap untuk berinvestasi dan membangun kembali negara kami (Afghanistan)," kata Mujahid, dikutip dari Times of India.

Taliban juga menghargai bagaimana Tiongkok bisa membantu Afghanistan dalam memanfaatkan sumber daya tambang. Selain itu, Mujahid mengaku bahwa Tiongkok merupakan perantara pihaknya untuk masuk ke pasar di seluruh dunia.

“(Ada) tambang tembaga yang kaya di negara ini, yang berkat Tiongkok, dapat dioperasikan kembali dan dimodernisasi. Selain itu, Tiongkok adalah akses kami ke pasar di seluruh dunia," ujar Mujahid.

Diketahui, Tiongkok berharap Taliban akan mengikuti kebijakan dalam dan luar negeri yang moderat dan bijaksana, memerangi semua bentuk kekuatan teroris, hidup dalam harmoni dengan negara lain, dan memenuhi aspirasi bangsa sendiri dan masyarakat internasional.

Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin mengatakan pada hari Selasa bahwa “Fakta menunjukkan bahwa dalam mewujudkan pembangunan ekonomi kita membutuhkan struktur politik yang inklusif terbuka, implementasi kebijakan luar negeri dan dalam negeri yang moderat dan pemutusan yang bersih dari kelompok teroris dalam segala bentuk.”

Taliban juga memandang Rusia sebagai mitra penting di kawasan itu dan akan menjaga hubungan baik dengan Moskow, kata Mujahid. Taliban menguasai ibu kota Afghanistan, Kabul, pada 15 Agustus 2021.

Pasukan asing terakhir meninggalkan Afghanistan pada 31 Agustus, mengakhiri perang selama 20 tahun di tengah kekhawatiran keruntuhan ekonomi dan kelaparan yang meluas.

Di tengah kekhawatiran keruntuhan ekonomi dan kelaparan yang meluas, Taliban telah mengindikasikan bahwa struktur pemerintah formal sudah di depan mata. (*)

Informasi Seputar Tiongkok