Lama Baca 3 Menit

Legenda Barong Landung, Percampuran Budaya Bali dan China

19 July 2021, 06:26 WIB

Legenda Barong Landung, Percampuran Budaya Bali dan China-Image-1

Barong Landung - Image from Komaneka

Bolong.id - Barong Landung adalah sepasang boneka manusia raksasa setinggi hampir tiga meter hasil akulturasi kebudayaan peradaban bali dan Tiongkok. Satu sosok adalah seorang pria berwajah hitam, dan satunya lagi adalah seorang putri cantik berwajah putih. 

Barong Landung ini dipercaya sebagai replika raja Jayapangus dan istrinya Kang Cing Wie dari Tiongkok. Pengaruh kebudayaan Tiongkok pada Bali Kuno secara lisan dan tertulis tercatat dalam Babad Bali. Ada pula Pura Balingkang ayitu, tempat suci yang berkaitan dengan pernikahan Raja Jayapangus dan istrinya. Raja Jayapangus memerintah pada tahun 1181-1269 Masehi.

Sejarah Barong Landung

Raja Balingkang, Jayapangus menikahi seorang anak dari saudagar asal Tiongkok yang kaya raya bernama, Kang Cing Wie. Setelah mereka menikah selama bertahun-tahun, mereka belum juga dikaruniai anak. Hal ini kemudian membawa kesedihan di kerajaan dan seluruh rakyat Balingkang. Perayaan dan acara hiburan tidak pernah diadakan untuk ikut bebela sungkawa atas kondisi tersebut.

Tertekan dengan kondisi ini, Raja Jayapangus memutuskan untuk bertapa di kaki gunung Batur. Kehadiran Jayapangus di kaki gunung ini memikat seorang dewi penunggu Danau Batur, Dewi Danu. Ditemani oleh para kerabatnya, Dewi Danu berhasil menggoda Jayapangus dan menikah, dikaruniai seorang anak. 

Singkat cerita, bertahun-tahun mengunggu suaminya kembali, Kang Cing Wie sangat sedih karena suaminya tak kunjung pulang. Ia pun memutuskan untuk mengadakan perjalanan mencari suaminya. Di tengah perjalanan, ia terhalang angin kencang dan terdampar di hutan dan bertemu dengan seorang anak, yang tidak lain adalah anak dari perkawinan Jayapangus dan Dewi Danu. 

Melihat kenyataan ini, Kang Cing Wie merasa kecewa dan menyerang Dewi Danu yang merebut suaminya, Tidak terima dengan penyerangan dari Kang Cing Wie, Dewi Danu kemudian memporak porandakan pasukan Kang Cing Wie. Jayapangus pun memutuskan untuk melindungi Kang Cing Wie, karena tidak tega istri pertamanya diserang. Melihat Jayapangus dan Kang Cing Wie bersatu, Dewi Danu kecewa dan mengutuk mereka menjadi patung. 

Berita mengenai berubahnya Jayapangus dan Kang Cing Wie menjadi patung kemudian tersiar hingga ke Balingkang. Rakyat Balingkang kemudian membuat barong untuk mengenang jasa-jasa dari sang raja, dan jadilah Barong Landung. Hingga sekarang, 21 hari sebelum hari raya galungan, diadakan ngalawang Barong Landung untuk memperingati Jayapangus dan istrinya, mengarak Barong Landung tersebut berkeliling desa. (*)


Informasi Seputar Tiongkok