Lama Baca 4 Menit

Inilah Arti Angsa, di Seserahan Nikah China Kuno

21 July 2021, 12:11 WIB



Inilah Arti Angsa, di Seserahan Nikah China Kuno-Image-1

Apa seserahan pernikahan di masa China Kuno - Image from Internet. Segala keluhan mengenai hak cipta dapat menghubungi kami

Beijing, Bolong.id - Tiongkok di zaman prasejarah, pun sudah punya budaya prosesi pernikahan. Calon mempelai pria membawa seserahan seekor angsa liar ke keluarga calon isteri.

Angsa punya kebiasaan bermigrasi bersama-sama pada waktu tertentu per tahun. Itu jadi filosofi, bahwa suami-isteri harus selalu bersama, rukun, sepanjang tahun. So sweet...

Dilansir dari 中国瓷房子博物馆, soal seserahan calon pengantin, beragam. Orang kaya pada zaman dahulu memberikan barang-barang seperti rusa atau kulit rusa sebagai hadiah. 

Cui Yin, sastrawan di dinasti Han Barat, menulis, “Untuk mempersiapkan hadiah pertunangan, kulit rusa adalah pilihannya” dan sebuah puisi dari Puisi Klasik, kumpulan puisi Tiongkok tertua yang ada, berbunyi: 

“Seekor rusa mati di ladang, dan terbungkus rumput. Seorang gadis sedang memikirkan cinta, dan seorang pria muda menggunakan kulit rusa sebagai hadiah untuk melamar gadisnya.”

Pada Dinasti Zhou, menurut buku The Rites of Zhou, mulai ada enam langkah untuk mempersiapkan pernikahan. 

Pertama, lamaran pernikahan (纳彩). Kemudian, nama gadis itu ditanyakan (问名) dan seorang peramal akan memberitahu apakah pasangan itu serasi (纳吉). Mengirim hadiah pertunangan (纳征) adalah langkah keempat. 

Setelah itu, kedua keluarga dapat mengatur tanggal pernikahan (请期) dan mengadakan upacara (亲迎). Pada saat itu, kain dan sutra digunakan sebagai hadiah pertunangan. 

Pada periode Negara-Negara Berperang, uang mulai digunakan sebagai hadiah pertunangan. Tetapi kain tetap menjadi hadiah utama, meskipun dengan beberapa persyaratan khusus. 

Menurut The Book of Etiquette and Ceremonial (仪礼), untuk kelas sarjana-birokrat, kain yang diberikan harus dalam warna tertentu yang disebut xuan (玄), kain hitam dengan corak warna merah, yang mewakili langit; ada pula yang disebut xun (纁), kain warna kuning-merah yang melambangkan bumi. 

Keduanya sama-sama dianggap sebagai warna paling terhormat di Tiongkok kuno.

Pada masa dinasti Han, hadiahnya lebih bervariasi, tidak hanya mencakup angsa liar dan kain sutra, tetapi juga domba, nasi, dan anggur putih. Total hadiah untuk mealamr ada 30 macam pilihan hadiah yang berbeda.

Di dinasti Tang, daftarnya dikurangi menjadi sembilan item, tetapi enam langkah pernikahan masih dilakukan. 

Setelah keluarga laki-laki menyelesaikan langkah pertama, lamaran. Mereka wajib membawa angsa liar, setiap kali ada perwakilan dari keluarga pria mengunjungi keluarga wanita. Sampai pernikahan digelar. 

Adat pada masa dinasti Tang mengizinkan ayam atau angsa domestik sebagai pengganti angsa air.

Di dinasti Song, teh menjadi hadiah utama. Menurut Tianzhongji (天中记), teh bereaksi buruk terhadap transplantasi, yang melambangkan kesetiaan istri kepada suaminya. 

Bahkan praktik memberikan hadiah pertunangan dikenal sebagai 下茶 (mengirim teh), dan jika keluarga wanita menerima hadiah, itu disebut sebagai 受茶 (menerima teh). Tradisi mengirim teh sebagai hadiah pertunangan telah diturunkan ke dinasti Ming dan Qing. (*)