Tiongkok - Image from futuready
Bolong.id - Berbeda Indonesia yang memiliki zona waktu, Tiongkok hanya memiliki satu zona waktu resmi. Padahal Tiongkok memiliki daerah yang sangat luas dan merupakan negara dengan daratan terbesar ketiga di dunia.
Tak heran jika matahari terbit pada waktu yang berbeda-beda sesuai dengan letak wilayah. Di Beijing, matahari terbit sekitar pukul 06.24 waktu setempat.
Sementara di Kashgar, wilayah paling barat Tiongkok, penduduknya dapat melihat matahari terbit pukul 09.05 waktu setempat. Jika matahari terbit pada waktu yang berbeda, kenapa Tiongkok hanya memiliki satu zona waktu resmi?
Waktu Standar Beijing dihitung dari Pusat Layanan Waktu Nasional di Provinsi Shaanxi, yang secara geografis hampir menjadi pusat negara Tiongkok. Zona waktu ini delapan jam lebih awal dari Greenwich Mean Time (GMT) dan digunakan di seluruh wilayah Tiongkok.
Pada 1949, presiden Tiongkok saat itu, Mao Zedong memutuskan Waktu Standar Beijing menjadi zona waktu Tiongkok untuk membantu 'persatuan nasional'. Sebelum 1949, Tiongkok menyaksikan beberapa dekade konflik regional dan perang saudara yang besar.
Saat itu, Tiongkok memiliki lima zona waktu resmi, yang berkisar lima setengah hingga delapan setengah jam lebih cepat dari GMT. Zona waktu tersebut yaitu Zhongyuan, Longshu, Tibet, Kunlun, dan Changbai, yang dibentuk pada 1912, setelah runtuhnya Dinasti Qing.
Ketika Partai Komunis mengambil kendali pada 1949. Mereka memandang penciptaan rasa penyatuan dan sentralisasi sebagai hal yang vital untuk memulihkan negara usai perang.
Termasuk dengan memberlakukan satu zona waktu resmi di seluruh Tiongkok. Hal ini bertujuan untuk menyamakan jadwal kerja nasional dan agar berita disiarkan di seluruh negeri dalam waktu bersamaan tanpa membedakan zona waktu.
Bagi penduduk Tiongkok, satu zona waktu ini sedikit menyulitkan. Terlebih bagi penduduk yang tinggal jauh dari pusat negara. Mengutip dari The Globalist, matahari terbit dan terbenam di wilayah barat dan timur jauh Tiongkok terjadi pada jam yang tidak praktis.
Untuk mengimbangi ini, orang-orang cenderung mengimbangi jadwal harian mereka dari waktu resmi ke waktu yang lebih dekat dengan waktu matahari lokal.
Misalnya, untuk petani dan mereka yang bekerja di bawah sinar matahari akan mengatur jadwal mereka bekerja. Sehingga mereka akan bekerja sesuai dengan terbitnya matahari, bukan sesuai waktu resmi yang berlaku. Hal ini terjadi di kawasan Uighur yang lebih suka menggunakan zona waktu tidak resmi mereka sendiri.
Zona waktu tidak resmi ini dua jam sebelum zona waktu resmi. Di wilayah paling barat Tiongkok, Xinjiang, zona waktu resmi bahkan tidak berlaku dalam jadwal bus.
Satu zona waktu dipandang sebagai ketidakpraktisan, karena sebuah keharusan politik. Satu zona waktu ini tentu juga akan menyulitkan turis yang liburan ke Tiongkok.
Sebagai informasi, Taiwan, Hong Kong dan Makau semuanya termasuk dalam zona waktu Beijing, meskipun secara teknis mereka tidak mematuhi zona waktu resmi.
Hong Kong dan Makau menggunakan Waktu Hong Kong (HKT) dan Waktu Standar Makau (MST), sedangkan Taiwan menggunakan Zona Waktu Taiwan (TTZ). (*)
Informasi Seputar Tiongkok
Advertisement