Mata uang yuan - Image from Kompas.comĀ
Bolong.id - Neraca pembayaran resmi untuk kuartal pertama tahun 2021 yang dirilis oleh Administrasi Negara Valuta Asing pada tanggal 25 menunjukkan bahwa pada kuartal pertama tahun 2021, surplus transaksi berjalan Tiongkok adalah US$69,4 miliar (sekitar Rp1.002 triliun), sejalan dengan produksi dalam negeri pada periode yang sama dengan rasio nilai bruto (PDB) 1,8% yang masih dalam kisaran yang wajar.
Dilansir dari Xinhuanet pada (25/06/2021) Wang Chunying, Wakil Direktur dan juru bicara Administrasi Valuta Asing Negara, percaya bahwa dari sudut pandang data, pada kuartal pertama tahun ini, investasi dan pembiayaan dua arah lintas batas relatif aktif, dan neraca pembayaran tetap pada dasarnya seimbang.
Statistik menunjukkan bahwa pada triwulan I terjadi surplus perdagangan barang sebesar US$118,7 miliar (sekitar Rp1.715 triliun) berdasarkan neraca pembayaran. Di antaranya, ekspor mencapai US$694,2 miliar (sekitar Rp10.032 triliun) meningkat 49% dari tahun ke tahun; impor sebesar US$575,5 miliar (sekitar Rp8.317 triliun), meningkat 29% dari tahun ke tahun. Defisit perdagangan jasa mencapai US$22,2 miliar (sekitar Rp320.830 triliun), penurunan tahun ke tahun sebesar 53%.
Pada kuartal pertama, arus masuk bersih investasi langsung mencapai US$75,7 miliar (sekitar Rp. 1,094 triliun), di mana investasi asing langsung di Tiongkok adalah US$97,6 miliar (sekitar Rp1.410 triliun), menunjukkan kepercayaan investor asing terhadap pencegahan dan pengendalian pandemi serta prospek pembangunan ekonomi di Tiongkok.
Selama periode yang sama, investasi sekuritas asing Tiongkok adalah 71,7 miliar (sekitar Rp1.036 triliun) dolar AS, dan investasi luar negeri di sekuritas Tiongkok adalah 75,2 miliar(sekitar Rp1.086 triliun) dolar AS. Wang Chunying percaya bahwa ini mencerminkan bahwa pembukaan dua arah pasar modal Tiongkok lebih memenuhi kebutuhan alokasi aset investor domestik dan asing.
"Operasi ekonomi Tiongkok secara stabil diperkuat dan stabil sambil meningkat, yang akan membantu neraca pembayaran internasional Tiongkok terus mempertahankan neraca pembayaran dasar," kata Wang Chunying.
Selain itu, Administrasi Devisa Negara juga merilis data pada hari yang sama: Pada akhir Maret 2021, aset eksternal Tiongkok adalah US$8,8776 miliar (sekitar Rp1.282 triliun), meningkat 2% dibandingkan akhir tahun 2020, dan kewajiban eksternal Tiongkok adalah US$6,7375 miliar (sekitar Rp973 triliun), meningkat 2,8% dibandingkan akhir tahun 2020.(*)
Infromasi Seputar Tiongkok
Advertisement