Ilustrasi - Image from TouTiao
Bolong.id - "Ai wu ji wu" (爱屋及乌), Ungkapan ini berasal dari Kitab klasik “Shangshu” (尚书) salah satu dari kitab Wu Jing (五经), yang artinya jika kita mencintai seseorang, maka juga harus mencintai semua benda milik orang itu, tak terkecuali burung gagak yang hinggap di rumahnya.
Raja Zhou Wuwang [周武王] yang didukung oleh Jiang Taigong [姜太公], Zhou Gong [周公] dan Zhao Gong [召公] menyatakan tekadnya untuk melawan Raja Dinasti Shang yang kejam yaitu Raja Zhou Wang [纣王]. Karena Raja Zhou Wang sudah tidak lagi didukung oleh rakyatnya, maka Zhou Wuwang dapat dengan mudah mengalahkannya. Raja Zhou Wang yang kalah perang ini kemudian bunuh diri dengan cara membakar dirinya.
Setelah kematian Raja Zhou Wang, Raja Zhou Wuwang merasa gelisah karena berpendapat bahwa negaranya masih kurang aman dan tidak stabil. Salah satu permasalahan yang harus diselesaikan segera adalah bagaimana menangani semua pegawai dan bangsawan bekas Dinasti Shang. Raja Zhou Wu Wang kemudian berkonsultasi dengan 3 ajudan setianya yakni Jiang Tai Gong, Zhou Gong dan Zhao Gong mengenai masalah ini.
Jiang Taigong berkata kepada Raja Zhou Wuwang, “saya dengar bahwa jika kita mencintai seseorang, maka burung gagak yang diatap rumahnya juga turut dicintai. Namun apabila kita membenci seseorang maka dinding dan pagarnya pun harus turut dibenci”. Maksudnya adalah Raja Zhou Wang merupakan musuh kita, jadi semua orang yang berkaitan dengannya juga harus dibunuh. Namun pendapat tersebut tidak diterima oleh Raja Zhou Wuwang.
Sedangkan menurut Zhao Gong, “Bagi mereka yang melakukan kesalahan, kita bunuh. Namun yang tidak melakukan kesalahan, kita dapat biarkan mereka hidup”. Saran tersebut juga ditolak oleh Raja Zhou Wuwang.
Setelah mendengarkan saran dari Zhou Gong, Raja Zhou Wuwang kemudian memperlakukan semua rakyat, pegawai dan bangsawan bekas Dinasti Shang dengan baik dan adil. Tak lama kemudian Negara Zhou yang dipimpin oleh Raja Zhou Wu Wang ini menjadi aman, stabil dan berkembang dengan pesat.
Istilah “Àiwūjíwū [爱屋及乌]” ini kemudian digunakan sebagai peribahasa untuk metafora jika mencintai seseorang maka segala sesuatu yang berkaitan dengannnya juga turut disayangi.(*)
Advertisement