Alibaba - Image from kompas.com
Beijing, Bolong.id - Perusahaan Jack Ma, Alibaba kini mungkin masih tegang menghadapi peraturan baru di Tiongkok. Namun, e-Commerce terbesar Tiongkok itubaru saja dipuji Presiden Tiongkok Xi Jinping.
Alibaba menjadi salah satu dari ratusan perusahaan yang dipuji Xi selama upacara kampanye menghapus kemiskinan ekstrem di negara tersebut.
Alibaba juga dipuji media pemerintah Tiongkok, karena membantu petani menjual produk pertanian senilai US$ 155 miliar melalui situs web e-commerce untuk mendukung kampanye Xi.
Sebelumnya, gara-gara pernyataan Jack Ma bernada kritik, membuat perusahaan dan pemerintah bersitegang. Dikutip dari CNN, Senin (1/3), Presiden Xi Jinping memuji Alibaba dalam sebuah lembar kertas sertifikat. Pujian itu menyebutkan bahwa Alibaba adalah model perusahaan yang mampu menghapus angka kemiskinan di Tiongkok.
"Alibaba adalah model dari pengentasan kemiskinan nasional," katanya.
Dalam unggahannya di akun Weibo resmi Alibaba, pihaknya juga menuliskan adalah suatu kehormatan untuk berpartisipasi dalam kampanye antikemiskinan.
"Alibaba mendapat kehormatan untuk berpartisipasi dalam kampanye antikemiskinan," tulis Alibaba.
Dalam salah satu laporannya, media China Youth Daily yang dikelola pemerintah memuji perusahaan atas inovasinya.
Misalnya penggunaan algoritma AI untuk membantu petani beternak ayam, membantu orang menjual produk pertanian lewat live streaming, memberi pendidikan dan pelatihan pada perempuan perdesaan, hingga memberi pinjaman ke perdesaan melalui layanan perbankan online-nya.
Pujian yang didukung pemerintah adalah kabar baik bagi Alibaba dan Jack Ma, yang selama berbulan-bulan terjebak dalam tindakan keras yang semakin intensif oleh Beijing di sektor teknologi, termasuk penyelidikan anti-trust.
Analis menyebut, perusahaan teknologi perlu berkontribusi pada kampanye pengentasan kemiskinan, sebagai bentuk dari dukungan mereka untuk negeri. "Hal ini memperlihatkan refleksi dan memenangkan dukungan. Sepanjang perusahaan teknologi selaras dengan partai, mereka akan terhindar lebih lanjut dari hukuman publik," kata peneliti di Hinrich Foundation Alex Capri. (*)
Advertisement