Poster film Netflix Downfall - Image from Bisnis
Bolong.id - Hampir empat tahun setelah jatuhnya pesawat Lion Air JT610 pada 2018 silam, netflix merilis sebuah film dokumenter berjudul Downfall: The Case Against Boeing. Film berdurasi 1 jam 29 menit ini mengungkap bagaimana kecelakaan pesawat yang menewaskan ratusan orang itu bisa terjadi.
Film ini menghadirkan kesaksian dan pendapat dari banyak pihak. Mulai jurnalis, keluarga korban, ahli penerbangan, pilot, mantan karyawan, hingga anggota kongres yang mendakwa Boeing telah menjadi penyebab dua kecelakaan fatal dari pesawat komersial mereka 737 Max.
Boeing dikenal sebagai perusahaan dengan reputasi yang sangat baik. Itulah mengapa ketika Lion Air JT610 jatuh 13 menit pascalepas landas dari Jakarta menuju Pangkal Pinang, tidak ada satu pun yang menyalahkannya. Sebelum kotak hitam pesawat itu ditemukan, dunia berspekulasi bahwa Lion Air dan Indonesia yang salah karena kurang memperhatikan keselamatan penerbangan.
Kecurigaan kepada Boeing baru muncul setelah lima bulan kemudian terjadi kecelakaan serupa. Pada 10 Maret 2019, pesawat Ethiopian Airlines Flight 302 jatuh. Jumlah korbannya 157 orang. Jenis pesawat yang digunakan sama. Dan ketika kotak hitam pesawat ditemukan, diketahui jika penyebab dua kecelakaan itu sama.
Boeing kemudian merilis pernyataan bahwa pesawat tersebut mengalami masalah aktivasi MCAS atau sistem aktivasi karakteristik manuver. Apa itu MCAS? Boeing rupanya belum memperkenalkan istilah dan cara kerja sistem itu kepada para maskapai pembeli pesawatnya. Pun kepada para pilot yang menggunakan pesawat itu.
Dari hearing dan pemeriksaan dokumen yang dilakukan anggota kongres dengan Boeing, didapat temuan bahwa Boeing secara aktif menyembunyikan fakta penambahan sistem MCAS pada 737 Max dengan tujuan untuk menghindari rumit dan lamanya persetujuan dari FAA dan pelatihan ulang para pilot yang memakan biaya. Dua hal itu memang harus dihadapi Boeing jika mereka dengan jujur mengatakan adanya sistem baru bernama MCAS dalam pesawat itu.
Setelah kecelakaan Lion Air, Boeing tetap bersikukuh produk mereka aman. Kesalahan terletak pada pengguna, termasuk pilotnya. Rangkaian kampanye public relation yang masif mereka lakukan untuk menjaga kredibilitas. FAA pun tetap mengizinkan penerbangan domestik dengan 737 terbang di AS.
Hingga kecelakaan Ethiopian Airlines terjadi dan Tiongkok menjadi negara pertama yang memutuskan melarang maskapai negaranya menerbangkan 737 Max. Disusul sejumlah negara lain. Kongres pun memutuskan menggelar dengar pendapat.
"Kita tidak seharusnya mengharapkan pilot menebus produk yang cacat," kata ahli penerbangan Chesley, Sully Sullenberger.
Downfall juga mengungkap dengan detail bagaimana warisan Boeing sebagai pemimpin industri pesawat yang menjaga betul kualitas produknya dihancurkan secara sistematis setelah merger dengan McDonnell-Douglas pada 1997.
Keamanan produk dikalahkan dengan keinginan untuk mendapatkan profit sebesar-besarnya sehingga harga saham mereka melesat naik. Berbagai jalan pintas diambil dengan tujuan untuk mendapatkan harga produksi yang lebih murah.
Mereka yang melaporkan adanya kejanggalan yang diabaikan, dokumentasi tentang masalah produk juga ditolak. Kultur menyembunyikan masalah menjadi norma dan pendapatan Boeing terus naik, sementara mereka mengabaikan keluarga korban.
Film tersebut disutradarai Rory Kennedy. Nama Kennedy sudah dikenal sebagai pembuat dokumenter hebat. Dia pernah meraih Piala Oscar kategori Film Dokumenter pada 2015 untuk film Last Days in Vietnam. Dia mengaku terpukul dengan dua tragedi tersebut.
"Sulit untuk diproses, untuk dipahami. Segera menjadi jelas bahwa cerita yang lebih besar menghubungkan keduanya. Sebanyak 346 nyawa telah hilang –bagaimana kecelakaan ini bisa terjadi?" katanya sebagaimana dilansir Rolling Stone.
Bukan hal mudah bagi Kennedy untuk menghadirkan para keluarga korban. Mereka tidak percaya dengan media karena tuduhan yang menyakitkan seperti menuntut ganti rugi material. Selain itu, menceritakan tragedi itu juga seperti membuka luka lama bagi mereka. (*)
Tiongkok Larang Boeing 737 Max Beroperasi
Pada tahun 2020 otoritas penerbangan Tiongkok belum akan mengizinkan pesawat Boeing 737 MAX yang bermasalah untuk kembali terbang di wilayahnya.
Boeing 737 MAX yang menjadi pesawat terlaris buatan Boeing di-grounded secara global sejak Maret 2019, usai terjadi tragedi Lion Air JT 610 dan Ethiopian Airlines ET 302 yang menewaskan total 346 orang.
Sejak itu, pesawat jenis ini harus menghadapi tes panjang dan proses persetujuan regulator penerbangan di berbagai negara.
Namun, Otoritas Penerbangan Sipil China (CAAC) menegaskan 'tidak ada jadwal yang ditetapkan' untuk kembali mengudaranya Boeing 737 Max di wilayahnya. Demikian seperti dilaporkan televisi nasional China, CCTV dan dilansir AFP, November 2020.
Tiongkok diketahui menjadi negara pertama yang menangguhkan penerbangan 737 MAX setelah terjadi dua kecelakaan maut pada Oktober 2018 dan Maret 2019 lalu. (*)
Informasi Seputar Tiongkok
Advertisement