Lin Wenjing - Image from Internet. Segala keluhan mengenai hak cipta dapat menghubungi kami
Bolong.id - Dibandingkan dengan alasan bahwa orang kaya menghasilkan uang untuk diri mereka sendiri, kehidupan Lin Wenjing dapat dikatakan berbeda. Ia telah bekerja untuk negara dan benar-benar berdiri di level yang berbeda. Lin Wenjing memiliki aset lebih dari 72 T pada awal tahun 1980-an. Dia adalah pemilik pabrik semen terbesar di dunia dan bisnisnya meliputi perkapalan, tepung, tekstil, pertambangan, dan berbagai industri lainnya. Saat itu, Lin Wenjing juga sempat dikenal sebagai orang terkaya di Indonesia.
Dilansir dari 元宏禄健康, setelah Lin Wenjing berusia 59 tahun, ia mulai membantu Tiongkok tanpa meminta imbalan. Agar ekonomi Tiongkok bangkit, ia tidak segan-segan memperlambat karirnya dan berkonsentrasi melakukan sesuatu untuk negara. Ketika Lin Wenjing kembali ke Tiongkok dari Indonesia, dia menginvestasikan sejumlah besar uang untuk membuat kota kelahirannya, Fuqing, menjadi lebih baik. Fuqing yang awalnya dikenal sebagai daerah termiskin, kini menjadi wilayah yang kuat. Shanghai sempat berharap Lin Wenjing akan berinvestasi di tanah seluas 1500 mu yang mereka buka, tapi Lin Wenjing menolaknya.
Lin Wenjing pernah berkata bahwa dia kembali dari Indonesia untuk melakukan konstruksi di tempat-tempat miskin. Menurut situasi Shanghai saat itu, perkembangannya sangat baik. Lin Wenjing memilih untuk tidak pergi ke kota besar seperti Shanghai, tetapi memilih pergi daerah miskin seperti Fuqing. Dengan pertimbangan inilah Lin Wenjing dapat menolak undangan Shanghai.
Pada tahun 1987, Lin Wenjing kembali ke Fujian dari Indonesia dan menandatangani perintah militer. Perlu lima tahun untuk membuat Fuqing benar-benar makmur. Pada saat itu, PDB seluruh wilayah Fuqing hanya 460 juta yuan (Sekitar Rp 1,03 T). Butuh waktu lima tahun untuk membuatnya menjadi kawasan industri dengan nilai output sebesar 500 juta USD (Sekitar Rp 7,220 T).
Orang-orang berpikir bahwa pernyataan Lin Wenjing tidak realistis. Namun, mereka tidak menyangka Lin Wenjing benar-benar melakukannya. Untuk mendukung karir Lin Wenjing di Tiongkok, negara Tiongkok juga mengusulkan gagasan untuk membangun pabrik semen, dan negara bersedia memesan 5 juta ton per tahun untuk memastikan produksi.
Lin Wenjing masih memilih untuk menolak hal semacam ini, dan mengatakan bahwa dia kembali ke Tiongkok untuk terlibat dalam konstruksi, bukan untuk mengambil keuntungan. Lin Wenjing sempat menyumbangkan 3 atau 4 juta yuan, dan kemudian berpikir bahwa menyumbangkan uang tidak akan membantu memecahkan masalah. Bagi rakyat biasa, itu pasti tidak cukup tanpa perubahan pendapatan yang jelas. Jadi Lin Wenjing memutuskan untuk membangun Kabupaten Fuqing dari bawah. Sejumlah besar investasi telah dilakukan untuk mewujudkannya, dan total Rp 447 T telah dibawa kembali dari luar negeri.
Karena investasi sebanyak 447 T tersebut, Lin Wenjing telah dilibatkan ke dalam proyek-proyek besar seperti proyek Pelabukan Tiga Ngarai dan Pelabuhan Jiangyin, yang telah memberikan kontribusi besar bagi konstruksi China. Selain investasinya sendiri, Lin Wenjing akan selalu mengajak orang Tiongkok perantauan datang untuk berinvestasi, sehingga investasi seluruh negara akan berubah secara kualitatif. Bahkan Cao Dewang mengatakan bahwa, Lin Wenjing adalah orang yang sangat dia kagumi. Meski Lin Wenjing telah meninggal pada tahun 2018, kontribusinya masih dikenang oleh orang-orang.
Informasi Seputar Tiongkok
Advertisement