Siswa SD Tiongkok - Image from Getty Images
Shandong, Bolong.id - Beberapa orang tua di provinsi Shandong timur, Tiongkok, menuding sebuah sekolah memberlakukan kebijakan aneh. Penerimaan siswa berdasarkan ukuran apartemen yang dimiliki oleh keluarga siswa.
Dilansir dari Sixth Tone pada Senin (6/9/2021), para orang tua mengklaim bahwa No.1 Experimental Primary School di kota Heze, Provinsi Shandong, menolak anak-anak masuk sekolah itu, karena apartemen mereka lebih kecil dari 60 meter persegi. Itu sekolah favorit di sana.
Seorang perwakilan sekolah yang tidak disebutkan namanya pun mengatakan kepada media lokal bahwa kriteria seleksi tersebut merupakan dampak dari perkembangan kota yang serba cepat. Terutama peningkatan pendapatan warga.
Pihak sekolah mengatakan, sekolah mengalami kesulitan dalam menghadapi masuknya penduduk baru sambil memenuhi kebutuhan pendidikan keluarga lokal yang ada.
“Ini sangat mengganggu ketertiban masuk secara normal di sekolah kami,” kata perwakilan sekolah dengan sekitar 4.600 siswa.
“Persyaratan ini ditetapkan karena kami tidak dapat memikirkan solusi lain. Kami ingin memastikan semua anak di daerah ini bisa bersekolah.”
Menanggapi kontroversi yang dipicu oleh kebijakan penerimaan sekolah itu, otoritas pendidikan Heze mengatakan mereka akan menangani kebutuhan pendidikan semua anak usia sekolah di daerah tersebut.
Mereka pun mengakui adanya masalah populasi siswa yang besar sehingga tidak cukup banyak kuota yang dapat dijamin di sekolah-sekolah di pusat kota kota, terutama di sekolah favorit seperti No.1 Experimental Primary School.
“Perencanaan pembangunan sekolah baru masih tertinggal. Ada juga kesulitan dalam penggunaan lahan dan pembiayaan,” kata otoritas setempat dalam laporan kerja tahunannya.
Sementara itu, daerah dengan beberapa sekolah unggulan di Heze sudah mengalami kenaikan harga properti. Agen real estat lokal mengatakan kepada Sixth Tone bahwa apartemen di distrik sekolah tersebut dijual dengan harga setidaknya 7.000 yuan (Sekitar Rp 15,4 Juta) per meter persegi - jauh lebih tinggi daripada rata-rata harga properti bekas di kota lain yaitu 6.040 yuan (Sekitar Rp 13,3 Juta) per meter persegi.
Liu Juan, seorang agen real estat di Heze mengatakan bahwa baru-baru ini ia menerima beberapa panggilan telepon yang menanyakan tentang properti yang lebih kecil di dekat No.1 Experimental Primary School.
Para orang tua itu pun bertanya apakah mereka dapat membantu mengamankan penempatan anak mereka di sekolah tersebut.
Padahal, di masa lalu, mereka yang membeli rumah kecil di dekat sekolah adalah orang tua yang mencari apartemen murah yang ingin berada di dekat zona sekolah atau investor yang ingin menjual kembali properti tersebut.
Setelah kontroversi ini, otoritas pendidikan di Heze berjanji akan membangun lebih banyak sekolah di pusat kota untuk mengakomodasi populasinya yang terus bertambah. Namun, ketika dihubungi oleh Sixth Tone pada hari Senin (6/9/2021), otoritas setempat menolak untuk merinci rencana tersebut. (*)
Advertisement