Wilaiyi Station - Image from Internet. Segala keluhan mengenai hak cipta dapat menghubungi kami
Bolong.id - Suatu pagi di pertengahan Agustus, di Pusat Inovasi Sains dan Teknologi Zona Pengembangan Ekonomi Jimo, Kota Qingdao, Provinsi Shandong, sebuah restoran robot bernama Wilaiyi Station dipenuhi pengunjung. Di satu sisi aula, ada beberapa robot masak yang tampak seperti lemari es. Setelah tamu memesan makanan, staf restoran akan mencocokkan hidangan dan bahan yang sesuai, dan menyerahkannya ke robot makanan. Setelah kode QR dipindai pada kotak makanan, robot pun akan mulai memasak. Dalam waktu kurang dari 10 menit hidangan pun sudah siap.
Sebagai kombinasi teknologi katering dan kecerdasan buatan, robot masak muncul sebagai produk dari industrialisasi, kecerdasan, dan otomatisasi industri katering. Li Quanhong, profesor di Sekolah Ilmu Pangan dan Teknik Gizi Universitas Pertanian Tiongkok sekaligus wakil ketua dan sekretaris jenderal Federasi Dunia Komite Industrialisasi Industri Makanan Tiongkok mengatakan bahwa ketika teknologi kecerdasan buatan mempercepat penetrasi robot ke dalam industri katering. Restoran pintar baru lainnya pun diprediksi akan muncul.
Dilansir dari People’s Daily pada Senin (23/8/2021), Wilaiyi Station adalah salah satu restoran percontohan yang diluncurkan dengan visi untuk mempromosikan inovasi robot masak kepada setiap keluarga dan menjadi standar bagi keluarga modern. Robot cerdas ini dibuat dengan tujuan membebaskan orang dari hal-hal sepele seperti membeli sayuran, mencuci sayuran, memasak, dll, dan menikmati hidup dengan lebih baik.
Ge Wu, manajer umum perusahaan Meal is Enjoyable mengatakan bahwa jika dibandingkan dengan dapur keluarga tradisional dan kantin kolektif masyarakat, restoran robot lebih efektif dalam menghemat bahan makanan. Data menunjukkan bahwa sekitar 30% sayuran hilang dalam proses logistik dari peternakan ke meja, dan sekitar 20% hilang dalam proses produksi. Nah, restoran robot langsung mengangkut sayuran yang dibutuhkan sesuai pesanan dari lapangan ke pabrik untuk diproses menjadi sayuran bersih. Proporsi yang disesuaikan dengan pesanan sangat mengurangi hilangnya bahan makanan. Pada saat yang sama, semua sisa makanan juga diproses menjadi pakan ternak sehingga sangat mengurangi limbah pengolahan makanan dan tekanan bagi pemilahan sampah.
Pandemi COVID-19 merupakan faktor eksternal utama munculnya katering pintar. Jiang Junxian, Presiden Asosiasi Kuliner China, mengatakan bahwa pandemi telah semakin memperkuat persepsi konsumen tentang keamanan pangan, nutrisi dan kesehatan.
Saat ini, katering pintar masih dalam masa pertumbuhan dan tentunya masih mengalami beberapa masalah. Li Quanhong merangkumnya menjadi tiga aspek. Pertama, keamanan perlu lebih ditingkatkan. Masih ada bagian dari robot katering yang tidak menggunakan logam yang aman untuk makanan dan risiko yang ditimbulkannya tidak dapat diabaikan. Kedua, kekurangan dari segi desain terutama untuk anti selip dan anti panas. Ketiga, pengoperasian dan pemeliharaannya yang relatif tidak praktis. Meskipun beberapa robot katering yang ada di pasaran nyaman digunakan, namun membersihkan dan memeliharanya cukup memakan waktu.
Informasi Seputar Tiongkok
Advertisement